Mengunjungi Lokasi Pembuatan Patung GWK
Foto: foto-foto: koran jakarta/teguh rahardjoSeptember 2018, patung raksasa Garuda Wisnu Kencana (GWK) akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo. Pembangunannya dimulai sejak 1990, artinya patung raksasa ini selesai dibuat dalam kurun waktu 28 tahun. Waktu yang sangat panjang. Namun terbayar tuntas karena patung ini akan menjadi ikon dari karya Nyoman Nuarta di Bali.
Meski dipajang di Bali, namun pembuatan patung ini tidak lepas dari Kota Bandung. Sebab pembuatan patung dilakukan di workshop seniman patung, Nyoman Nuarta, di Setraduta Kencana Kota Bandung. Proses yang sangat panjang, melelahkan dan membutuhkan biaya sangat besar.
Nama Nyoman Nuarta adalah sang kreatornya. Ia sangat dikagumi karena patung-patung yang telah ia buat banyak menjadi ikon di daerah. Sebut saja Patung Presiden Soekarno di Monumen Proklamasi di Jakarta, Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya dan banyak lainnya. Ia tercatat sebagai pelopor gerakan seni rupa baru pada 1976. Sebuah gerakan yang membebaskan ekspresi dan bentuk karya para seniman.
Patung GWK di pajang di Ungasan, Jimbaran, Bali. Pembuatan patung GWK penuh perjuangan dan banyak tantangan yang harus dihadapi. Pembuatannya, dimulai pada 1990 dan sempat terhenti pada 1998 karena krisis moneter yang melanda Indonesia.
Patung GWK memiliki tinggi 121 meter. Karena ukurannya yang raksasa, pembuatannya dilakukan dengan cara dibagi dalam 754 modul. Proses pengerjaan dibuat dengan modul per modul agar bisa dilakukan dengan cepat. Satu modul memiliki berat sekitar 2 ton, semuanya dibuat di Bandung.
Modul-modul tersebut dibawa dari Bandung ke Bali menggunakan 500 truk tronton. Bahan kulit patung terbuat dari tembaga yang dilapisi oleh kuningan supaya lebih tahan terhadap panas dan terpaan angin.
"Kita perkuat dengan kuningan karena tembaga mudah bergerak di atas suhu 60 derajat saja, kalau kuningan titik lelehnya di atas 1000," ujarnya belum lama ini di Kampus ITB, Bandung.
Baginya patung GWK adalah karya seni yang menjadi identitas bangsa. Melalui GWK ia ingin mewujudkan bahwa dengan segala keterbatasan yang ada, kita bisa menciptakan sesuatu karya seni yang diakui dunia. Patung ini memiliki berat lebih kurang 3.000 ton.
"Pembuatan patung tak semudah yang dibayangkan. Rintangan yang dihadapi banyak yang mengkritik, tidak setuju ngapain bikin patung," katanya. Belum lagi perhitungan pengaruh alam seperti terpaan angin, gempa bumi dan faktor alam lainnya.
Menurutnya pembuatan GWK ini secara sains bisa dipertanggungjawabkan. Jelas siapa saja yang membuat, merancang bahkan sesuai dengan aturan ISO bagi perusahaan yang terlibat.
Lewat Patung GWK, Nuarta menginginkan masyarakat Indonesia terbuka pikirannya bahwa dengan seni dan kebudayaan akan menghasilkan dampak ekonomi yang besar untuk warga sekitar. Itulah cita-cita yang dibayangkan Nuarta, sehingga patung GWK harus direalisasikan. Bahkan karena support dari segi dana kurang, maka diambil keputusan untuk menjual aset dari GWK kepada swasta dengan harapan proses pembangunan kembali berlanjut.
Ada Patung Ikan Paus hingga Inul
Nuart Sculture Park berada di dalam kawasan perumahan elit di wilayah utara Bandung. Tanda yang sangat jelas bagi pengunjung adalah sebuah patung potongan telapak tangan. Pada telapak tangan patung tersembul bentuk seorang perempuan yang sedang berbaring. Patung ini menjadi seperti tugu penyambut kedatangan.
Masuk ke bagian dalam, suasana asri dan unik sudah mulai terasa. Patung-patung seakan menyambut kedatangan tamu. Oh, iya. Kini pengunjung harus membayar tiket untuk bisa menikmati karya patung dan melihat lokasi pembuatan patung GWK. Sekitar setahun lalu, masih gratis. Anda bisa datang mulai pukul 09.00 hingga pukul 18.00 WIB, saat akhir pekan, dibuka hingga pukul 10 malam.
Misalnya ada patung ikan paus. Patung tidak utuh, hanya terlihat bagian kepala dan ekornya saja. Sementara bagian badan tidak ada, terlihat seperti tenggelam di laut. Ide yang sangat unik. Meski hanya potongan kepala dan ekor, siapapun akan mudah mengerti, jika itu adalah ikan besar yang sedang berenang.
Kemudian ada patung orang yang sedang bersepeda dengan kecepatan tinggi. Nampak pesepeda itu memiliki bayangan dibelakangnya yang mengesankan jika ia sedang mengayuh sepedanya dengan sangat kencang.
Masuk lebih dalam, menyusuri jalan yang sudah dibeton sangat rapi, Anda juga akan bertemu dengan penari dangdut, mirip Inul Daratista. Patung penari ini nampak hidup dengan lenggak-lenggoknya yang nampak jelas.
Selain patung yang dipajang di luar, meramaikan Sculpture Park, Nyoman Nuarta juga menyediakan ruangan galeri, kafe, hingga craft butik. tgh/R-1
Melihat Workshop GWK
Workshop atau ruang produksi pembuatan patung terletak di bagian paling ujung, terjauh di bagian dalam dari komplek Nuart Sculture Park.
Sebelum GWK selesai dibangun, saat Koran Jakarta menyambangi, hiruk pikuk pekerja terdengar jelas. Suara ketokan besi dengan besi, suara las hingga aroma terbakar begitu terasa di bengkel Nuart.
Nampak bagian badan yang sedang dikerjakan, beberapa orang terus bekerja hati-hati membuat modul demi modul. Terlihat juga bagian kepala burung garuda dari GWK yang masih teronggok di tanah. Meski demikian, tinggi dari kepala yang sedang terbaring itu sekitar tiga kali orang dewasa yang sedang berdiri.
Bisa dibayangkan jika membuat patung GWK ini memang tidak sembarangan. Pekerja memotong, lalu menyambung bagian demi bagian dengan seksama sesuai desain dari Nyoman Nuarta. Besi kuningan dipotong lempeng demi lempeng dan digerinda untuk membuat bentuk yang diinginkan.
Patung yang bagi Nyoman Nuarta memang bukan patung dari kayu atau batu. Patung karyanya menggunakan material logam, kebanyakan tembaga dan kuningan, demikian juga patung GWK tersebut.
Proses pembuatan patung sampai dengan finishing pertama dikerjakan di workshop studio Nyoman Nuarta Bandung ini, kemudian hasil finishing di workshop dipotong-potong kembali sesuai dengan segmentasi dan moduler yang telah diberi kode nomor. Modul-modul ini kemudian diangkut secara berkala sesuai dengan program pemasangan sesuai lokasi di Bali. tgh/R-1
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Program Bumi Berdaya Pacu Daya Saing SDM
- Sampah Hasil Pendakian di Gunung Rinjani Capai 31 Ton
- COP29 Diperpanjang, Negara Miskin Tolak Tawaran 250 Miliar Dollar AS
- Belanda Pertama Kali Melaju ke Final Piala Davis Usai Kalahkan Jerman
- Kampanye Akbar Pramono-Rano Hari Ini di Stadion Madya GBK Senayan, 20.000 Massa Siap Dukung