Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinanti Sandoong

Mengubah Takdir Ki Hajar Dewantara

Foto : KORAN JAKARTA/Eko S Putro

Sinden tengah membacakan Kinantie Sandoong ciptaan KGPAA Mangkunagoro IV, pada milad ke-104 Ki Hadjar Dewantara. Kinantie Sandoong, menurut Ki Hadjar, mampu mengubah takdirnya.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebagai cucu dari Pakualam III dengan garis keturunan Sunan Kalijaga, KHD adalah ahli karawitan, tembang, dan gending Jawa. Tapi meski tidak tamat Stovia (sekolah kedokteran Belanda), KHD menyerap ilmu barat dan musikalitasnya terus tumbuh, juga dalam tradisi barat yang membuatnya menjadi ahli not balok dan bermain piano.

Saat di pembuangannya di Belanda, di depan ratusan hadirin Kongres Pendidikan Kolonial pertama di Eropa pada 1916, Ki Hajar mempertontonkan Kinanti Sandoong yang ia tulis dalam nada diatonic not balok yang liriknya dinyanyikan N. Roelofswaard dengan iringan piano C. Kleute yang keduanya adalah noni Belanda, mahasiswa Koninklyke Conservatorium.

Itulah kali pertama tembang Jawa dipertunjukkan di panggung Eropa dan mengundang decak kagum hadirin Eropa karena nada dasar pelog gamelan yang dimainkan piano ternyata melahirkan suara yang sangat khas dan baru.

Saat Taman Siswa berdiri, KHD menjadikan pengalaman memainkan Kinanti Sandoong dengan piano itu menjadi buku konsep pendidikan Sari Swara, yang berisi bagaimana mengubah nada gamelan (pentatonik) menjadi nada balok (diatonik). Penggubahan ini memiliki tujuan agar notasi gamelan dapat dimainkan dengan instrumen musik diatonik seperti piano.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top