Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengimbangkan Politik dan Ekonomi Indonesia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

ISBN : 978 -979- 433- 947-3

Politik dan ekonomi ibarat suami-istri. Anak-anak adalah rakyatnya. Politik mengatur segala yang dipandang bisa menciptakan kesejahteraan keluarga. Karena terkait dengan peraturan harus ada yang diberi kuasa untuk mematenkan aturan dan mengawalnya. Lumrahnya, posisi ini dipegang suami, sedangkan ekonomi terpaut dengan berapa pemasukan yang didapat keluarga. Cukup, kurang, sulit, mudah, dan sistem pembelanjaan biasanya diatur istri.

Jika ekonomi diprioritaskan, kehidupan keluarga tidak seimbang lantaran tiadanya aturan. Kedisiplinan anak-anak kurang perhatian kendatipun kebutuhan sandang pangan terpenuhi, bahkan berlebih. Sebaliknya, bila politik diprioritaskan, kesejahteraan labil lantaran kebutuhan ekonomi kurang diperhatikan.

Begitulah relasai politik dan ekonomi dalam sebuah negara. Masalahnya, siapa yang berkuasa dan menciptakan aturan, merekalah pemegang tampuk kekuasaan politik yang memengaruhi efek positif-negatif pertumbuhan ekonomi negara. Jika penguasa pro rakyat dan memiliki visi kebangsaan, ekonomi akan menyamankan rakyat. Jika tidak, kelihatan secara formal rakyat bekerja dan pembangunan fisik di mana-mana, namun di balik itu banyak warga menderita sebab tidak cukup sandang pangan dari pendapatan.

Sejarah ekonomi Indonesia telah berbicara jelas tentang itu tatkala Verinigde Oost Indische Comagnie (VOC), perusahaan dagang Belanda, datang lima abad lalu. Saat itu mereka yang memegang kekuatan politik. Karena dasar kolonialisme yang menjadi visi, sistem ekonomi ekstraktif hanya menguntungkan sepihak. Mereka makin kaya, sementara itu, rakyat yang dipekerjakan di tanah sendiri justru semakin menderita (hlm 34).
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top