Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menghidupkan Sel Rambut Harapan Bagi Tunarungu

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kerusakan sistem pendengaran umumnya bersifat permanen. Peneliti menemukan gen Tbx2, yang dapat memprogram ulang ulang sel-sel induk untuk menggantikan sel-sel rambut yang mati, sehingga dapat mengembalikan pendengaran yang rusak.

Kerontokan atau matinya sel rambut berdampak pada matinya sel sensorik yang menyebabkan gangguan atau kehilangan pendengaran. Peneliti ilmu saraf telah menemukan gen utama yang mengontrol perkembangan sel sensorik khusus di telinga berpotensi mengembalikan kemampuan pendengaran.
Beberapa orang kehilangan pendengaran alias tuli karena beberapa penyebab yang dialami seperti penuaan, kebisingan, obat-obatan terapi kanker, dan antibiotik tertentu. Kerusakan pada pendengaran ini bersifat permanen yang berdampak pada terganggunya kehidupan penderitanya.
Sejauh ini para ilmuwan belum bisa mengembalikan kerusakan pada sel-sel rambut di telinga yang bisa membuat seseorang bisa mendengar kembali. Cara terbaik bagi penderita tuli adalah dengan memakai alat bantu dengar atau melakukan implan rumah siput (cochlear implants)
Sebuah tim yang dipimpin oleh Jaime García-Añoveros dari Northwestern University, Amerika Serikat (AS), menyatakan memprogram ulang sel-sel sensorik pendengaran seperti sel rambut yang telah mati dapat mengembalikan pendengaran. Tim ini bahkan telah menemukan gen yang disebut Tbx2 yang dapat berguna dalam mengembalikan sel pendengaran.
Hasil temuan pada hewan tikus menunjukkan gen Tbx2 tersebut berperan dalam mengontrol perkembangan sel-sel rambut telinga pada tikus. Sel tersebut merupakan sel sensorik di telinga yang mendeteksi suara dan kemudian mengirimkan pesan ke otak. Sel-sel ini dinamakan demikian karena memiliki struktur mirip rambut kecil yang disebut stereocilia.
"Telinga adalah organ yang indah," kata García-Añoveros dalam laporannya di jurnal Nature seperti dikutip dari Science Daily. "Tidak ada organ lain pada mamalia di mana sel-selnya diposisikan dengan sangat tepat," lanjut dia.
Sel rambut adalah sel yang ada di dalam telinga yang berfungsi sebagai penerus gelombang suara dari telinga dalam kepada sel-sel saraf pendengaran juga berfungsi sebagai landasan atau dasar dari koklea dan tulang-tulang pendengaran di dalam telinga. Melalui mekanotransduksi, sel-sel rambut dapat mendeteksi gerakan di lingkungannya.
Pada setiap telinganya manusia memiliki rata-rata sekitar 15.000 sel rambut. Pada koklea telinga mengandung 3.500 sel rambut dalam dan 12.000 sel rambut luar saat lahir.
Apabila rusak, sel-sel rambut tidak dapat pulih kembali alias rusak permanen. Meski demikian pada organisme tertentu, seperti ikan zebra dan burung, memiliki sel rambut yang dapat beregenerasi, namun hal itu tidak dapat terjadi pada manusia.

Kelumpuhan Pendengaran
Pada telinga sel-sel rambut ditemukan dalam struktur yang disebut organ Korti pada koklea di telinga bagian dalam. Organ ini duduk di atas membran basilar.
Ketika gelombang suara disalurkan melalui saluran telinga menyebabkan gendang telinga atau membran timpani bergetar dan dan tulang-tulang pendengaran yaitu tulang-tulang kecil yang disebut maleus, inkus dan stapes juga bergetar.
"Getaran, atau gelombang, ditransmisikan melalui cairan di koklea, menyebabkan membran basilar bergerak juga," kata dia.
Ketika membran basilaris bergerak, stereocilia miring, menyebabkan saluran ion di membran sel rambut terbuka. Ini merangsang sel rambut untuk melepaskan bahan kimia neurotransmitter yang akan mengirimkan sinyal suara ke otak melalui saraf pendengaran.
Menurut García-Añoveros sebenarnya ada dua jenis sel rambut yaitu sel dalam dan sel luar. Manusia membutuhkan kedua tipe untuk mendengar secara efektif. Sel-sel rambut luar mengubah bentuknya dan memperkuat suara untuk sel-sel rambut dalam, yang mengirimkan getaran ke otak.
"Ini seperti tarian balet," kata García-Añoveros. "Bagian luar berjongkok dan melompat dan mengangkat bagian dalam lebih jauh ke dalam telinga," imbuh dia.
Sel-sel rambut berkembang sebelum manusia lahir dan biasanya tidak membelah untuk membuat versi baru dari diri mereka sendiri. Seiring bertambahnya usia, sel-sel rambut mati, menyebabkan gangguan pendengaran. Hilangnya sel-sel rambut luar merupakan hal yang sangat umum.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS, sekitar 8,5 persen orang dewasa berusia 55-64 di AS mengalami gangguan "kelumpuhan" pendengaran dengan jumlah itu meningkat menjadi hampir 25 persen pada orang berusia 65-74 tahun, dan 50 persen pada mereka yang berusia 75 dan lebih tua. hay/I-1

Diperbaiki dengan Sel Punca

Memulihkan sel-sel rambut yang telah mati dianggap dapat mengembalikan pendengaran orang-orang yang mengalami gangguan pendengaran. Namun karena karena sel-sel rambut biasanya tidak membelah diri, maka yang bisa dilakukan adalah dengan dengan memprogram ulang sel-sel induk.
Sel-sel induk yang telah diprogram ulang akan menjadi sel-sel rambut untuk menggantikan sel-sel yang mati. Para ilmuwan telah berhasil menghasilkan sel rambut buatan, tetapi sampai sekarang tidak tahu bagaimana mengarahkan sel menjadi sel rambut dalam atau luar.
Tim Northwestern University, Amerika Serikat (AS), telah menemukan bahwa gen yang disebut Tbx2 mengontrol perkembangan sel rambut dalam dan luar. Jika gen Tbx2 diaktifkan untuk menghasilkan protein TBX2, sel tersebut berkembang menjadi sel rambut bagian dalam. Jika Tbx2 mati, makan akan menjadi sel rambut luar.
"Temuan kami memberi kami saklar sel pertama yang jelas untuk membuat satu jenis versus yang lain," jelas Jaime García-Añoveros dari Northwestern University, Amerika Serikat (AS).
Temuan ini merupakan langkah menuju pembelajaran bagaimana ahli dapat memprogram ulang sel-sel. Program ulang pada sel-sel sensorik pandangan dapat mendukung struktural bagi sel-sel rambut untuk menjadi sel-sel rambut dalam atau luar itu sendiri menggantikan sel-sel rambut mati dan mencegah atau mengembalikan kemampuan pendengaran.
"Kami sekarang dapat mengetahui bagaimana membuat sel-sel rambut dalam atau luar secara khusus dan mengidentifikasi mengapa yang terakhir lebih rentan terhadap kematian," kata García-Añoveros. "Kami telah mengatasi rintangan besar," ungkap dia.
Sebelumnya penelitian yang dipimpin oleh Profesor Stefan Heller dari Stanford University, California, telah berhasil mengembalikan kerusakan sel rambut di rumah siput. Sel-sel yang rusak tersebut diperbaiki dengan teknologi sel punca embrionik (stem cell).
Melalui teknologi sel punca embrionik, para ahli berharap bisa mengembalikan pendengaran pada orang tuli. Terobosan baru dikembangkan ilmuwan California dengan memperbaharui sel rambut yang rusak dengan sel punca embrionik.
Tim ahli Stanford University, berhasil mengembangkan sel punca dengan membuat sel rambut baru yang belum matang. Di bawah mikroskop, sel tersebut membentuk struktur mirip stereocilia, salah satu jenis sel rambut. Sel baru tersebut mampu merespons suara, dan mengubahnya menjadi sinyal elektrik seperti yang dilakukan sel rambut.
Riset yang dibiayai oleh Royal National Institute for Deaf People (RNID) ini diharapkan bisa membuka jalan untuk pembaharuan sel rambut pada telinga manusia. Jika berhasil maka jutaan orang tuli bisa mendapatkan kembali pendengarannya.
Dalam riset tersebut, Profesor Heller menggunakan sel punca dari embrio tikus serta sel tiruan yang diinduksi dari sel kulit asli. Sel punca embrionik yang diambil dari embrio fase awal itu merupakan sel induk yang dapat dikembangkan menjadi jaringan apa saja. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top