Mengenal Tuberkulosis, Penyebab dan Cara Menanganinya
Ilustrasi.
Foto: FreepikTuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit yang utamanya menyerang paru-paru ini menyebabkan sebanyak 1,6 juta kematian setiap tahunnya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis menyebutkan, definisi Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi Mycobacterium tuberculosis sendiri dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui udara. Namun, perlu digaris bawahi bahwa tidak semua orang yang terinfeksi bakteri ini menjadi sakit. Pasalnya, ada dua kondisi terkait Mycobacterium tuberculosis, yakni infeksi Tuberkulosis laten (LTBI) dan penyakit Tuberkulosis itu sendiri.
WHO memperkirakan sekitar seperempat populasi global diperkirakan telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis, tetapi kebanyakan orang tidak terus mengembangkan penyakit Tuberkulosis. Menurut laman Layanan Kesehatan Nasional Inggris Raya (NHS), pertahanan alami tubuh pada kebanyakan orang sehat mampu melawan infeksi dan penyakit. Pada kasus lain, sistem kekebalan berhasil mencegah bakteri menyebar di dalam tubuh meski gagal membunuhnya. Pada kedua kondisi ini, Anda tidak akan mengalami gejala apapun, tetapi bakteri akan tetap berada di tubuh Anda. Inilah yang kemudian dikenal sebagai Tuberkulosis laten.
Sementara, ketika sistem kekebalan gagal membunuh atau menahan infeksi, infeksi akan menyebar ke dalam paru-paru atau bagian tubuh lainnya dan gejala akan berkembang dalam beberapa minggu atau bulan hingga disebut sebagai Tuberkulosis aktif. Meski orang dengan Tuberkulosis laten tidak menularkan kepada orang lain, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit Tuberkulosis aktif di kemudian hari, terutama jika sistem kekebalan Anda melemah.
Secara keseluruhan, sekitar 5 sampai 10 persen dari orang yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis, yang tidak menerima pengobatan untuk infeksi Tuberkulosis laten berisiko untuk mengembangkan penyakit Tuberkulosis pada suatu saat dalam hidup mereka.
Saat seseorang menghirup Mycobacterium tuberculosis, bakteri tersebut dapat menetap di paru-paru dan mulai berkembang biak. Dari sana, mereka dapat bergerak melalui darah ke bagian tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Namun, Pusat Pengendalian dan penyakit Amerika (CDC) mencatat hanya Tuberkulosis di paru-paru dan tenggorokan saja yang bisa menular, itupun setelah kontak yang terlalu lama dengan seseorang yang mengidap penyakit tersebut. Sementara Tuberkulosis di bagian tubuh lain, seperti ginjal atau tulang belakang, biasanya tidak menular.
Namun, jika tidak ditangani dengan baik, penyakit Tuberkulosis bisa berakibat fatal. Dalam, Global Tuberculosis Report 2022 yang dirilis oleh WHO mencatat, angka kematian atau mortalitas akibat penyakit Tuberkulosis sekitar 50 persen jika tidak segera diobati. Gejala penyakit Tuberkulosis aktif di paru-paru biasanya dimulai secara bertahap dan memburuk selama beberapa minggu.
Adapun gejala ini termasuk, batuk, batuk darah atau lendir, nyeri di dada, nyeri saat bernapas atau batuk, demam, panas dingin, penurunan berat badan, hilang nafsu makan, juga kelelahan. Menurut CDC, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama mereka yang terinfeksi HIV, lebih berisiko mengembangkan penyakit Tuberkulosis daripada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang normal.
Kabar baiknya, dengan pengobatan yang direkomendasikan saat ini, yakni dengan mengonsumsi obat anti-Tuberkulosis selama 4-6 bulan, sekitar 85 persen pasien Tuberkulosis dapat disembuhkan. Selain itu, angka kasus dan kematian akibat Tuberkulosis juga dapat dikurangi melalui tindakan multisektoral untuk mengatasi faktor penentu Tuberkulosis seperti kemiskinan, kekurangan gizi, infeksi HIV, merokok dan diabetes.
Tuberkulosis juga dapat dicegah dengan vaksin BCG atau Bacillus Calmette-Guérin, yang merupakan salah satu jenis vaksinasi yang wajib diberikan kepada anak. Vaksin BCG sendiri berasal dari bakteri Mycobacterium tuberculosis yang telah dilemahkan. Penyuntikan vaksin BCG ini akan membantu tubuh mengenal dan membentuk kekebalan terhadap bakteri yang menyebabkan Tuberkulosis tersebut.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Suliana
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 5 Arsenal Berambisi Lanjutkan Tren Kemenangan di Boxing Day
Berita Terkini
- Duh, Rupiah Kembali Tertekan Jelang Akhir Pekan
- Pemkab Bekasi raih tiga penghargaan bidang pemberdayaan perempuan
- Kota Tua antisipasi 41 ribu pengunjung saat Tahun Baru 2025
- Kabar Gembira bagi yang Mau Jalan-jalan, Commuter Line Beroperasi 24 Jam di Malam Tahun Baru 2025
- Optimalkan Potensi Garam Indramayu demi Sokong Swasembada, Berikut Ini Strategi Pemerintah