Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengenal Post Vacation Blues, Gangguan Mental Usai Berlibur

Foto : Clubesse.it

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Stres di tempat kerja atau sekolah memang dipercaya menyebabkan depresi pasca liburan. Melansir Medical News Today, liburan dapat memberikan pelarian dari situasi stres yang dirasakan ketika bekerja atau sekolah, seperti konflik atau pelecehan di tempat kerja.

Namun, ketika liburan berakhir, mereka harus kembali menghadapi situasi yang memicu rasa stres tersebut. Tekanan inilah yang pada akhirnya juga memicu meningkatnya kecemasan.

Dalam studi Vacation's lingering benefits, but only for those with low stress jobs tahun 2020, peneliti mencoba mengukur perubahan psikologis terhadap 60 pekerja yang terjadi sebelum, selama, dan setelah liburan.

Hasilnya mengejutkan, liburan memang menurunkan emosi negatif, stres, dan agresi para peserta. Hanya saja, beberapa manfaat itu hanya terjadi pada orang dengan stres kerja rendah. Sementara pada beberapa orang, stres kerja tampaknya menyebar ke periode sebelum dan sesudah liburan, yang dapat mengurangi dampak positif liburan.

Gejala depresi pasca liburan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, termasuk hubungan pribadi dan memengaruhi kinerja seseorang di tempat kerja atau sekolah. Gejala post-vacation blues sendiri sangat bervariasi mulai dari timbulnya perasaan cemas, tidak bersemangat melakukan aktivitas sehari-hari, tidak antusias dengan lingkungan tempat beraktifitas, rasa lelah berkepanjangan, gelisah, emosional, sakit kepala, insomnia, stress dan bisa sampai depresi.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top