Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 30 Des 2024, 19:30 WIB

Mengenal ‘Leisure Sickness’ dan Cara Menghindarinya

Foto: Pixabay

JAKARTA - Leisure sickness dapat terjadi pada orang yang jarang sakit di hari kerja yang penuh dengan tekanan, tetapi justru sering sakit saat libur dan bebas dari pekerjaan, sehingga memerlukan beberapa cara untuk menghindarinya.

"Ketika kita berada dalam budaya yang menghargai produktivitas, kita sering kali tidak menjadwalkan waktu istirahat yang benar-benar dibutuhkan tubuh kita," kata Corrine Ahrabi-Nejad selaku instruktur Psikologi Medis di Columbia University Irving Medical Center, dikutip dari Verywell Health, Sabtu (28/12).

Dia menambahkan, "Jika Anda tidak menyediakan waktu untuk tubuh Anda, tubuh Anda akan menyediakan waktu untuk Anda, stres kronis dan kerja berlebihan pada tubuh Anda akan berdampak buruk dengan satu atau cara lain".

Biasanya, leisure sickness dialami oleh orang yang terbiasa bekerja keras hingga kadar hormon stresnya tetap tinggi, bahkan saat ia sedang istirahat. Hal ini dapat melemahkan sistem imun dan membuat tubuh lebih rentan terkena infeksi, sehingga dapat menyebabkan rasa lelah, nyeri otot, mual, serta migrain.

"Ketika tubuh sedang stres, ia berada dalam mode melawan atau lari. Jika tubuh tiba-tiba menurunkan pertahanannya atau ada paparan virus, virus-virus yang seharusnya dapat disingkirkan dapat mengambil alih dan pada dasarnya mendapatkan pijakan dalam sistem kita," kata David Mischoulon selaku Direktur Program Klinis dan Penelitian Depresi di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat.

Selain stres, penyebab lain leisure sickness adalah paparan kuman atau virus saat bepergian. Bepergian ke tempat-tempat yang ramai, seperti bandara atau dalam pesawat yang merupakan tempat berkumpulnya bakteri dan virus, sehingga menyebabkan sejumlah masalah kesehatan jika tidak diantisipasi dengan tepat.

"Semakin ramai tempat yang Anda kunjungi, semakin rentan Anda jatuh sakit," kata Mischoulon.

Perubahan rutinitas juga dapat menyebabkan leisure sickness. Liburan sering kali mengganggu kebiasaan rutin, seperti jadwal tidur dan pola makan.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat melemahkan fungsi kekebalan tubuh, menyebabkan peradangan kronis, dan meningkatkan risiko terkena infeksi, penyakit, atau penyakit autoimun.

Sementara perubahan pola makan yang tiba-tiba dapat mengganggu pencernaan, mengubah kadar insulin, dan memengaruhi kadar energi dan dapat menyebabkan leisure sickness.

Penyebab lain dari leisure sickness adalah kepribadian seseorang. Orang-orang yang berprestasi tinggi mungkin kesulitan untuk benar-benar rileks.

Mereka sering kali lebih suka berada di lingkungan yang membuat detak jantung mereka tetap tinggi atau menantang mereka, dan ketidakmampuan untuk rileks dapat membuat mereka lebih rentan terkena leisure sickness.

Untuk meminimalkan risiko leisure sickness, cobalah untuk beralih secara bertahap ke mode relaksasi daripada langsung beralih dari stres berat ke mode santai.

Pertama, kurangi beban kerja dan stres pada hari-hari menjelang waktu istirahat atau liburan. Banyak orang bekerja sangat keras pada beberapa hari terakhir sebelum mereka berlibur, yang dapat membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit.

Kedua, prioritaskan istirahat. Jadwalkan tidur yang konsisten dan makanan seimbang, bahkan saat bepergian.

Ketiga, berlatih relaksasi. Jika seseorang merasa kesulitan istirahat, cobalah melakukan kegiatan yang aktif tetapi menyenangkan. Misalnya melakukan hobi yang minim risiko stres berat dan nyaman saat dilakukan.

Keempat, lindungi kesehatan diri. Saat bepergian, praktikkan kebersihan yang baik, tetap terhidrasi, dan hindari beban rencana perjalanan saat liburan.

Bagi mereka yang merasa sulit untuk rileks, menjadwalkan waktu istirahat adalah kuncinya. Ant/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.