Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Anang Achmad Latif, Direktur Utama Bakti

Mengembangkan Ide Korporasi

Foto : KORAN JAKARTA/WACHYU AP
A   A   A   Pengaturan Font

Dengan satelit asing yang disewa dari Hong Kong,AS, Kanada, dan Luxemburg, Bakti membutuhkan dana sebesar 500 juta rupiah per titik per tahun. Ini pun hanya dengan kecepatan hanya 2 Mbps. "Di kota langganan IndiHome hanya 3,6 juta per tahun. Ini pakai satelit 2Mbps sebesar 500 juta per tahun. Tapi itu harus kita lakukan demi pemerataan internet," ungkap Anang yang mengawali karier di Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Penerangan, tahun 1995.

Namun demikian, Anang bersyukur penggelaran kabel laut Palapa Ring sepanjang 13.000 km akan selesai pada triwulan pertama 2019. Sejauh ini, Palapa Ring Barat telah selesai 100 persen. Palapa Ring Tengah sudah mencapai 99 persen, dan Palapa Ring Timur sudah mencapai 80 persen.

Bakti telah membangun BTS sebanyak 855 buah, dari target sebanyak 5.000 BTS pada 2020, selain membangun dengan akses dari satelit (VSAT). Untuk titik VSAT paling banyak berada di wilayah kepulauan 3T, seperti di Papua, Kepulauan Aru, Kei, Morotai, Talaud, Sangihe, dengan ketersediaan listrik terbatas oleh karenanya BTSnya dilengkapi dengan panel surya.

Pada titik-titik tersebut dinilai tidak visible secara bisnis rugi oleh operator telekomunikasi, sehingga Bakti memberikan subsidi operator dari dana universal service obligation (USO) yang sebenarnya berasal dari operator juga, demi memeratakan akses internet.

"Tidak visible itu, misalnya begini, operator harus mengeluarkan uang 80 juta rupiah untuk memberikan sinyal 4G di wilayah 3T. Tapi, pendapatan di situ paling banter 30 juta, sehingga tidak menutup biasanya operasi," ujar Anang.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top