Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengapa Indonesia Sangat Tergantung pada Nasi? Begini Sejarahnya

Foto : The Conversation

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Diversifikasi pangan secara efektif, terutama untuk menggalakkan pangan lokal, tak bisa hanya bermodalkan slogan dan instruksi presiden. Pemerintah perlu serius mengelola dari hulu ke hilir potensi pangan lokal setiap daerah. Keseriusan dalam meningkatkan input pertanian sampai pada pengolahan pasca panen perlu digalakan untuk komoditas-komoditas lokal. Ini juga termasuk penguatan kelembagaan untuk mengelola lumbung pangan berbasis masyarakat.

Indonesia sangat bisa memanfaatkan lahan suboptimal guna menanam berbagai jenis tanaman alternatif, seperti sagu. Beberapa wilayah di Indonesia, seperti di NTT dan Papua memiliki potensi besar untuk memperkaya pasokan pangan nonberas.

Penting untuk diingat bahwa tujuan diversifikasi pangan bukan untuk melarang konsumsi nasi, melainkan untuk memperkaya variasi makanan dalam pola konsumsi sehari-hari. Pemerintah dapat mempromosikan kesadaran akan manfaat diversifikasi pangan di tingkat rumah tangga melalui kampanye "gizi seimbang dengan pangan lokal."

Kampanye ini dapat bertujuan mendorong masyarakat untuk mengintegrasikan berbagai jenis makanan dalam pola makan sehari-hari. Beberapa di antaranya bisa dijalankan di tiap-tiap posyandu dalam menggalakan gizi seimbang untuk 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).

Usaha mengurangi ketergantungan pada nasi dengan mengelola pangan lokal dari hulu ke hilir secara serius dan promosi keberagaman pangan adalah langkah penting agar sistem pangan lebih berkelanjutan dan seimbang. Kita juga bisa meredam kekhawatiran terhadap naik-turun pertanian padi berikut dampak lingkungannya.The Conversation
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top