Mengagetkan, Ada Apa Tiba-tiba Penjaga Makam Korban Letusan Gunung Krakatau Tahun 1883 Sampaikan Ini
Mbah Asri seorang nenek berusia 95 tahun di Desa Muruy Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten kini menjaga dan merawat makam korban letusan Gunung Krakatau tahun 1883 yang mengakibatkan terjadi gelombang tsunami.
Mbah Asri warga asli Muruy mengurus dan merawat makam seluas 1.000 meter persegi itu kebanyakan korban Gunung Krakatau juga sebagian lainnya warga setempat.
Merawat dan menjaga pemakaman itu dengan ikhlas tanpa imbalan, karena merupakan bagian sejarah.
"Letusan Gunung Krakatau cukup dahsyat dan jangan sampai kembali terjadi bencana," katanya.
Masyarakat setempat tidak mengharapkan bencana tsunami di sekitar pantai Carita, Labuan, Panimbang hingga Sumur yang terjadi pada 2018 longsoran Gunung Anak Krakatau cukup terakhir.
"Kami berharap saat ini status Gunung Anak Krakatau Siaga Level III tidak menimbulkan bencana, " katanya menjelaskan.
Masjid tertua
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid ( DKM) Masjid Adzikri Muruy Kabupaten Pandeglang H Muhammad Ilyas mengatakan di dekatlokasi pengungsian korban Gunung Krakatau di Kampung Muruytelah dibangun Masjid Adzikri Muruy oleh Syech Asnawi seorang ulama kharismatik di Banten.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya