Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wayang Potehi

Menelusuri Jejak Seni Wayang Tiongkok Kuno di Kota Santri

Foto : Koran Jakarta/ Selocahyo Basuki Utomo

Kelenteng Hong San Kiong, di Gudo, Jombang, Jawa Timur.

A   A   A   Pengaturan Font

Saat ini, bengkel di lingkungan Museum Wayang Potehi Gudo memiliki 10 orang perajin. Mereka terdiri dari 5 orang pembuat kepala wayang, pembuat kaki dan tangan 4 orang, serta untuk pengecatan 1 orang.

Mulyono, 50 tahun, warga Desa Pesanggrahan, Gudo, adalah salah satu pembuat wayang yang telah bekerja dilingkungan Museum Potehi, Jombang, sejak tahun 2020. Pria yang memiliki profesi awalnya sebagai tukang batu ini sudah mulai bekerja di berbagai proyek bangunan di sekitar Jombang karena diajak oleh orang tuanya .

"Tapi cari pekerjaan susah, kesana-kemari belum tentu dapat. Karena nukang penghasilan tidak pasti, lalu diajak untuk membuat kepala wayang dan hingga sekarang setiap hari ada pesanan," ungkap dia.

Mulyono yang kini telah berhasil menguliahkan putranya di Universitas Islam Negeri Malang ini mengaku, dalam satu hari dapat menyelesaikan satu karakter/kepala boneka Potehi. "Awalnya butuh tiga hari untuk membuat satu kepala wayang, sekarang satu kepala satu hari. Dalam satu bulan rata-rata ada 30 pesanan, lebih dari penghasilan menjadi tukang bangunan," ungkap dia.

Mulyono mengaku sekarang ia telah menguasai pembuatan untuk sekitar 60 karakter atau wajah wayang. Menurutnya, ia selalu mengutamakan fokus dan ketelitian selama bekerja. "Kerja ini harus fokus kalau capek harus istirahat, bahaya bisa terluka. Seni melatih kesabaran. Yang sulit membuat agar wajah wayang simetris, pahatan hidung, pipi kiri kanan, karena jika kanan kiri tidak sama, wajah tokoh-tokoh yang ganteng akan langsung kelihatan," kata dia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top