Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mencermati Diabetes dan Neuropati Bell's Palsy

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Hormon insulin dihasilkan hanya dalam jumlah kecil oleh pankreas sebagai pengendalinya. Tubuh penderita diabetes umumnya tidak dapat memproduksi insulin atau sel-selnya tidak mempan terhadap reaksi insulin. Akibatnya, pengidap DM memiliki kadar gula tinggi dalam darah yang tidak dapat ditanggung tubuh, sehingga zat gula menumpuk dalam darah.

Kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dalam ginjal, jantung, mata, ataupun sistem saraf. Inilah biang diabetes, yang bila tidak ditangani dengan baik, menyebabkan penyakit jantung, strok, gangguan ginjal, kebutaan, dan kerusakan saraf. Seseorang diklaim diabetes jika kadar glukosa darahnya di atas 126 mg/dl (miligram per desiliter) setelah berpuasa semalam.

Diabetes yang merusak saraf disebut neuropati (neuropati perifer, autonomik, proksimal, dan fokal). Neuropati perifer menyerang saraf bagian kaki. Kadang juga menyerang abdomen, punggung, dan lengan. Gejalanya rasa menggelitik, mati rasa yang menjadi permanen, seperti terbakar saat petang, dan sakit.

Neuropati autonomik mengganggu sistem pencernaan (kembung, diare, konstipasi, mual, nyeri ulu hati) yang memengaruhi organ kelamin. Pria akan mengalami disfungsi ereksi, sekitar 35-75 persen ejakulasi kering. Dia juga menyerang pembuluh darah (gejala penglihatan menggelap jika berdiri dengan sekejap, detak jantung makin cepat, pusing, tekanan darah rendah). Kemudian, sistem kemih (kencing keluar tiba-tiba).

Neuropati proksimal menyerang sakit paha, pantat, atau pinggul hanya pada satu sisi tubuh. Neuropati fokal tiba-tiba menyerang saraf kepala, kaki, atau bagian tubuh atas. Gejalanya seperti penglihatan ganda, sakit mata, dan kelumpuhan pada salah satu sisi otot di wajah (kondisi bell's palsy) yang bersifat sementara.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top