Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mencermati Diabetes dan Neuropati Bell's Palsy

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Buku Pintar Diabetes

Penulis : K Safira

Penerbit : Healthy

Cetakan : I, 2018

Tebal : 160 halaman

ISBN : 978-602-5469-99-2

Diabetes (DM) sering disebut penyakit gula (kencing manis) tak bisa disembuhkan, tetapi bisa ditangani tenaga medis demi mengulur harapan hidup lebih panjang. DM menjadi pembunuh layaknya penyakit jantung, ginjal, kanker, dan strok. Riset International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan, di Indonesia ada 10 juta penderita DM. Angka ini diprediksi menjadi 21 juta lebih pada 2030. Kementerian Kesehatan juga mendata, prevalensi DM pada penduduk berusia di atas 15 tahun adalah 1,5-2,3 persen. Ini lebih rendah daerah perdesaan dari perkotaan (hal 1).

Data WHO Juli 2016, penderita DM pada 2014 sebanyak 422 juta. Jumlah ini kira-kira empat kali lipat dari penderita 1980 (108 juta). WHO juga mengestimasi kematian karena DM pada 2015 sebesar 1,6 juta. Sementara itu, 2,2 juta kematian pada 2012 berkaitan dengan tingginya kadar glukosa darah (hal viii).

DM adalah sekelompok penyakit yang memengaruhi cara tubuh menggunakan glukosa (gula darah) dan berkaitan dengan masalah hormon insulin. Glukosa sangat vital bagi kesehatan tubuh karena menjadi sumber tenaga bagi sel-sel yang membentuk jaringan dan otot. Glukosa juga sumber energi utama otak. Sedangkan hormon insulin berfungsi mengendalikan jumlah glukosa dalam aliran darah.

Hormon insulin dihasilkan hanya dalam jumlah kecil oleh pankreas sebagai pengendalinya. Tubuh penderita diabetes umumnya tidak dapat memproduksi insulin atau sel-selnya tidak mempan terhadap reaksi insulin. Akibatnya, pengidap DM memiliki kadar gula tinggi dalam darah yang tidak dapat ditanggung tubuh, sehingga zat gula menumpuk dalam darah.

Kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dalam ginjal, jantung, mata, ataupun sistem saraf. Inilah biang diabetes, yang bila tidak ditangani dengan baik, menyebabkan penyakit jantung, strok, gangguan ginjal, kebutaan, dan kerusakan saraf. Seseorang diklaim diabetes jika kadar glukosa darahnya di atas 126 mg/dl (miligram per desiliter) setelah berpuasa semalam.

Diabetes yang merusak saraf disebut neuropati (neuropati perifer, autonomik, proksimal, dan fokal). Neuropati perifer menyerang saraf bagian kaki. Kadang juga menyerang abdomen, punggung, dan lengan. Gejalanya rasa menggelitik, mati rasa yang menjadi permanen, seperti terbakar saat petang, dan sakit.

Neuropati autonomik mengganggu sistem pencernaan (kembung, diare, konstipasi, mual, nyeri ulu hati) yang memengaruhi organ kelamin. Pria akan mengalami disfungsi ereksi, sekitar 35-75 persen ejakulasi kering. Dia juga menyerang pembuluh darah (gejala penglihatan menggelap jika berdiri dengan sekejap, detak jantung makin cepat, pusing, tekanan darah rendah). Kemudian, sistem kemih (kencing keluar tiba-tiba).

Neuropati proksimal menyerang sakit paha, pantat, atau pinggul hanya pada satu sisi tubuh. Neuropati fokal tiba-tiba menyerang saraf kepala, kaki, atau bagian tubuh atas. Gejalanya seperti penglihatan ganda, sakit mata, dan kelumpuhan pada salah satu sisi otot di wajah (kondisi bell's palsy) yang bersifat sementara.

Wanita yang sudah didiagnosis DM sebelum kehamilan, akan memengaruhi pengobatan dan kadar gula darah dalam tubuh. Diabetes gestasional didiagnosis pada beberapa ibu hamil. Penyakit ini dialami etnis Amerika- Afrika, Hispanik, dan Indian. Penyakit ini juga lebih sering dialami ibu gemuk atau memiliki riwayat keluarga diabetes.

Diabetes gestasional selama kehamilan sebaiknya segera diobati untuk mencegah komplikasi pada bayi. Ibu yang mengalaminya menurunkan 20-50 persen pada generasinya menjadi diabetes 5-10 tahun mendatang.

Diresensi Yustina Windarni, Alumna Politeknik API Yogyakarta

Komentar

Komentar
()

Top