Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 17 Mar 2025, 03:06 WIB

Menbud Ungkap Peran Pangan Lokal Kurangi Impor

Foto: Istimewa

JAKARTA - Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, menekankan pentingnya diserfikasi pangan agar Indonesia tidak hanya bergantung pada padi dan gabah. Pemerintah menargetkan swasembada pangan dalam empat sampai lima tahun ke depan, sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Prabowo.

1742138651_d238f38ff48cdd63e3d7.jpg

“Ini berarti kita perlu memperkuat diversifikasi pangan agar tidak terus bergantung pada impor,” ujar Fadli, dalam diskhsi Budaya Pangan Nusantara yang bertempat di Depok, Sabtu (15/3).

Dia menjelaskan, saat ini Indonesia mengimpor 12 juta ton gandum. Sebagian besar diolah menjadi mie instan dan produk lainnya.

Menbud melanjutkan, impor gandum ini menghabiskan devisa negara, sementara kita juga masih mengimpor 2-3 juta ton beras. Menurutnya, kondisi tersebut tentu sangat memukul petani kita. “Sebagai langkah konkret, pemerintah telah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen menjadi 6.500 rupiah per kilogram guna meningkatkan kesejahteraan petani,” jelasnya.

Dia menyoroti bahwa diversifikasi pangan adalah keharusan demi mencapai swasembada karbohidrat dan protein. Salah satu contoh yang didorong adalah sorgum, yang dapat menjadi substitusi gandum dan mengurangi ketergantungan impor.

“Tanaman sorgum perlu dikembangkan karena bisa menggantikan nasi dan gandum, mendukung kemandirian pangan kita,” katanya.

Warisan Budaya

Fadli menegaskan bahwa pangan lokal merupakan bagian penting dari pemajuan kebudayaan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017. Menurutnya, budaya pangan erat kaitannya dengan nilai luhur tradisi dan juga sektor pertanian.

“Baik itu tanaman padi, jagung, palawija, dan lainnya, semuanya memiliki tradisi, upacara, ritual, serta doa-doa tertentu yang diwariskan turun-temurun. Bahkan, budaya pengairan kita telah diakui sebagai warisan dunia, seperti sistem subak di Bali,” jelasnya.

Menbud menekankan bahwa pangan juga merupakan bagian dari ekspresi budaya. Budaya pangan nusantara bukan hanya sekedar mengenai makanan yang dimakan semata, tetapi juga mengandung nilai luhur dan filosofi di dalamnya.

Dia melanjutkan, kuliner tradisional Indonesia adalah bagian dari warisan budaya takbenda, termasuk gastronomi. Contohnya rendang, yang memiliki 24 jenis berbeda di berbagai daerah.

“Tahun ini, pemerintah akan mendaftarkan tempe ke UNESCO sebagai warisan budaya takbenda, setelah sebelumnya jamu berhasil masuk dalam daftar UNESCO pada tahun 2023,” ucapnya.  ruf/S-2

Redaktur: Sriyono

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.