
Menbud Nyatakan Sumenep Layak Jadi Ibu Kota Keris Dunia, Ini Alasannya
Foto: AntaraJAKARTA - Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, menyebut, Kabupaten Sumenep layak jadi ibukota keris dunia. Menurutnya, Sumenep telah membangun identitasnya sebagai Kota Keris dengan ekosistem yang kuat.
“Sangat layak jika Sumenep diakui sebagai Ibukota Keris Dunia,” ujar Fadli, usai meresmikan Monumen Keris, di Sumenep, Jumat (31/1).
Dia menerangkan, Sumenep memiliki lebih dari 600 empu aktif menciptakan lebih dari 2.000 keris setiap bulan yang tersebar ke seluruh Nusantara hingga mancanegara. Menurutnya, pemajuan kebudayaan seperti ini adalah contoh nyata bahwa budaya merupakan aset yang memiliki potensi ekonomi dan kebanggaan nasional.
Fadli juga mengapresiasi pemerintah Kabupaten Sumenep yang telah membangun Monumen Keris Aria Wiraraja, di Desa Sendang yang telah mencatatkan rekor MURI sebagai keris tertinggi di Indonesia. Menurutnya, monumen tersebut kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk BUMN dan BUMD, tanpa menggunakan dana APBD.
“Saya berharap inisiatif ini dapat direplikasi oleh daerah lain dalam memperkuat kemitraan lintas sektor dan menjadikan kebudayaan sebagai pilar pembangunan daerah,” jelasnya.
Sebagai informasi, Monumen Keris Aria Wiraraja, sebuah tugu setinggi 17 meter yang dihiasi 45 kelopak bunga sebagai simbol kemerdekaan Indonesia. Monumen ini dinamai Aria Wiraraja, tokoh penting Madura di era Kerajaan Singosari, dan dirancang berdasarkan bentuk keris pusaka era Sultan Abdurrahman, yaitu keris luk-9 dengan pamor rojo abolo rojo, yang melambangkan dan kebesaran budaya Madura.
Fadli mengungkapkan, sumenep telah lama menjadi pusat perkerisan yang menghasilkan keris-keris dengan kreativitas unik. Dalam prosesnya, terjadi akulturasi dengan budaya luar seperti Turki dan kawasan lainnya.
“Monumen ini merupakan simbol identitas kebanggaan, pengakuan, dan pelestarian warisan budaya bagi masyarakat,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Menbud juga meresmikan Yayasan Helmi Art Museum dan Besalen Santoso Sera, sebuah inisiatif dari Bapak Helmi, yang telah menghadirkan ruang edukasi bagi masyarakat dan generasi muda untuk memahami lebih dalam tentang perkerisan. Dia berharap kehadirannya semakin memperkuat ekosistem budaya Sumenep.
“Semoga inisiatif ini semakin memperkuat identitas dan jati diri masyarakat, menjadikannya kantong budaya sekaligus pusat ekonomi berbasis budaya,” ucapnya. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Cemari Lingkungan, Pengelola 7 TPA Open Dumping Bakal Dipidana
- 3 Regulasi Jaminan Sosial Dirombak, Ini Aturan Baru dari Menaker
- 4 Penerbitan Surat Edaran THR Ditunda
- 5 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Polrestro Tangerang Kota Dirikan 23 Pos Pantau
Berita Terkini
-
Investor Pertimbangkan Pemulihan Tenaga Kerja di AS, Simak Proyeksi Rupiah, Pekan Depan
-
Tangani BTS Palsu dan Judol, Menkomdigi dan Kapolri Perkuat Kerja Sama
-
IHSG Senin Pagi Dibuka Melemah 31,07 Poin
-
Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas, Beijing Balas Berlakukan Tarif Produk Pertanian AS
-
Atasi Permukiman Kumuh Jakarta, Pemprov DKI Kaji Relokasi Warga ke Rusun