Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menanti Aksi Koopssusgab

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Joko Widodo sudah mengizinkan pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) untuk memberantas aksi-aksi teroris. Koopssusgab merupakan tim antiteror gabungan tiga matra TNI. Pasukan ini berasal dari Satuan 81 Gultor Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat, Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Korps Marinir TNI Angkatan Laut, dan Satuan Bravo (Satbravo) Pasukan Khas TNI Angkatan Udara. Pasukan tersebut terdiri atas 90 prajurit pilihan yang dilatih khusus menangani terorisme. Satuan khusus tersebut sempat dibekukan beberapa waktu lalu.

Koopssusgab bukan komando baru. Koopssusgab pertama diresmikan pada 9 Juni 2015 oleh Moeldoko saat masih menjabat sebagai Panglima TNI. Wacana pembentukan Koopssusgab sudah muncul sejak 2002, tapi tidak terwujud karena pergantian panglima TNI. Pusat pelatihan Koopssusgab berada di Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor.

Ketika itu, kepemimpinan Koopssusgab digilir secara bergantian selama enam bulan. Misalnya, enam bulan pertama Koopssusgab dipimpin Danjen Kopassus (AD), enam bulan kedua Dankomarinir (AL), enam bulan kemudian dipimpin Dankorpaskhas (AU), dan seterusnya. Dengan Koopssusgab, TNI memiliki pasukan yang bisa diturunkan secara cepat ketika terjadi situasi genting menyangkut terorisme.

Koopssusgab bisa untuk perang dan operasi lain, tergantung kebutuhan. Ke mana pun diperlukan, mereka siap dikerahkan dan memberikan kekuatan yang optimal, apakah intelijen atau unsur represif. Koopssusgab diperlukan karena dalam sepekan terakhir, sejumlah daerah diserang teroris. Serangan bermula 8 Mei 2018 berupa kerusuhan narapidana terorisme dengan anggota Densus 88 di rumah tahanan Mako Brimob, Depok, Jabar. Akibatnya, lima polisi meninggal, satu polisi disanderan, dan satu napi teroris tewas.

Ada 155 napi teroris yang merebut senjata petugas dan mengambil alih rutan. Namun, akhirnya mereka menyerah pada 10 Mei 2018 dan seluruhnya dipindahkan ke lapas Nusakambangan. Selanjutnya pada 13 Mei 2018, Kota Surabaya diguncang serangan bom bunuh diri. Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada waktu 07.00-08.00 WIB.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top