Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

COP26 dan Banjir Bandang di Batu

Foto : ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww

Foto udara Tim SAR gabungan bersama relawan dan warga membersihkan endapan lumpur saat pencarian korban akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kota Batu hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang, tim SAR berhasil menemukan enam jenazah korban dan tiga korban masih dalam proses pencarian.

A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah harus membuktikan bahwa pidato Presiden Joko Widodo pada KTT Perubahan Iklim COP26 seperti laju deforestasi yang turun signifikan, benar adanya.

Presiden Joko Widodo baru saja menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia. Dalam pidatonya, Senin (111), Joko Widodo mengatakan, perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Solidaritas, kemitraan, kerja sama, dan kolaborasi global merupakan kunci. Dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim. Laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan juga turun 82 persen di tahun 2020.

Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare yang akan tuntas di 2024, terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010 sampai 2019.

Sektor yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia akan mencapai carbon net sink, selambatnya tahun 2030.

Belum lama setelah pidato di Glasgow, bahkan presiden belum kembali ke tanah air karena harus berkunjung ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, terjadi banjir bandang di Batu, Jawa Timur. Bahkan banjir yang menewaskan sedikitnya 6 orang tersebut, meluas ke wilayah tetangganya, Kota Malang.

Banjir tersebut merupakan kejadian yang tidak pernah disangka karena sungai yang airnya meluap bukan sungai yang mempunai aliran deras. Warga setempat menyebut sungai yang sudah mati karena di saat musim kemarau tidak ada airnya dan di musim huja ada airnya ada tetapi biasa saja.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Koran Jakarta
Penulis : Koran Jakarta

Komentar

Komentar
()

Top