Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Memperbaiki Data Produksi Beras

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri telah meminta seluruh pihak untuk membantu memperkuat basis data produksi beras di Indonesia. BPS bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Badan Informasi Geospasial (BIG) serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah meluncurkan data terbaru dengan metodologi yang lebih baik.

Seiring dengan itu, BPS pun tidak lagi merilis data produksi beras. Kini, BPS menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA) untuk mendapatkan perhitungan produksi beras yang lebih akurat.

Kerangka Sampel Area merupakan metode perhitungan yang dikembangkan BPPT bersama BPS dan telah diakui oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Metode KSA bisa mendapatkan perhitungan luas panen padi dengan memanfaatkan teknologi citra satelit dari BIG dan peta lahan baku sawah dari Kementerian ATR.

Untuk mendapatkan data produksi beras, tahapan perhitungan dimulai dengan mengacu pada ketetapan lahan baku sawah dari Kementerian ATR. Berdasarkan data Kementerian ATR, luas lahan baku sawah di Indonesia pada 2018 adalah sebesar 7,1 juta hektare dari sebelumnya 7,75 juta hektare pada 2013.

Verifikasi tersebut dilakukan di 16 provinsi sentra produksi padi yang merupakan 87 persen dari seluruh luas lahan baku sawah di Indonesia. Untuk 18 provinsi lainnya, verifikasi diharapkan selesai pada akhir tahun ini. Dengan mengacu pada luas lahan baku sawah itu, BPS menggunakan metode KSA untuk mendapatkan luas panen padi. Metode tersebut dapat memberikan data dengan akurasi tinggi karena titik harus diamati langsung oleh petugas di lapangan. Terdapat 217 ribu titik pengamatan yang akan menunjukkan kondisi sawah yang nyata di lapangan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top