Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Memberdayakan Sampah Tekstil Menjadi Produk Butik Ternama

Foto : ANTARA/Cahya Sari

Pengunjung mendatangi butik Sejauh Mata Memandang yang menjual produk fesyen hasil daur ulang sampah tekstil, Jakarta, Minggu (19/11).

A   A   A   Pengaturan Font

Fesyen apik dan cantik yang terpajang di butik ini ternyata adalah hasil daur ulang sampah tekstil, busana atau sisa-sisa kain yang sudah tak terpakai lagi, bahkan dibuang. 

Jakarta -- Sejumlah anak muda hingga orang tua silih berganti mendatangi butik mungil berwarna hijau di salah satu pusat perbelanjaan ternama di DKI Jakarta, Grand Indonesia. Sejauh mata memandang, terlihat berbagai jenis produk fesyen mulai dari pakaian, aksesoris, jilbab, hingga kebaya.

Fesyen apik dan cantik yang terpajang di butik ini ternyata adalah hasil daur ulang sampah tekstil, busana atau sisa-sisa kain yang sudah tak terpakai lagi, bahkan dibuang.

Butik adalah toko pakaian eksklusif yang menjual pakaian modern, terutama untuk wanita, yang sesuai dengan mode mutakhir dengan segala kelengkapannya.

Desainer Chitra Subyakto akhirnya tergerak untuk menjadikan bisnis fesyen yang telah dirintisnya sejak 2014, turut membuat produk dari daur ulang. Hal itu bermula dari ajakan para komunitas pecinta lingkungan untuk melihat langsung kondisi alam yang memprihatinkan, karena banyak sampah tekstil menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sungai, hingga laut.

Chitramenyadari bahwa produk fesyen menjadi lima terbesar sebagai penyumbang polusi dunia, mulai dari proses pembuatan sampai akhirnya tidak terpakai lagi.

Oleh karena itu, ia kemudian mencoba bekerja sama dengan sejumlah perusahaan yang mendaur ulang sampah tekstiluntuk belajar bagaimana mengolah pakaian bekas menjadi benang. Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bisa membuat benang-benang menjadi kain juga turut dilibatkan.

Akhirnya benang-benangditenun menjadi kain, dan diamulai merancang guna menjadikannya produk pakaian, tas, jilbab, kebaya, aksesoris, fiber penyekat, hingga insulator atau peredam suara.

Produk fesyen hasil daur ulang tersebut dijual mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Kini para penggunanya tidak hanya dari kalangan masyarakat umum dan artis dalam negeri, tapi juga telah menyasar pelanggan luar negeri,seperti Malaysia dan Singapura.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : Antara, Sujar

Komentar

Komentar
()

Top