Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Membaca Manuver Elite

Foto : KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Kalau mengusung berarti partai mencalonkan seseorang menjadi kandidat presiden dan wakil presiden baik sendiri maupun gabungan. Sementara itu, mendukung saja belum tentu sampai di formal kandidasi dan bisa menjadi skenario permainan politik yang belum tentu berakhir bahagia.

Pernyataan HT akan mencalonkan Jokowi merupakan manuver yang tak bisa dibaca secara linear. Demikian juga perjumpaan SBY-Prabowo terlalu prematur sebagai poros Hambalang-Cikeas. Masih sangat mungkin berubah hingga putusan Mahkamah Konstitusi menyangkut ambang batas presiden.

Bagaimanapun manuver politisi seperti HT, Prabowo, SBY, Jokowi dan lainnya dalam peta jalan koalisi merupakan permainan elite. Ini menarik jika melihatnya dari perspektif game theory. Dalam tulisan Roger B Myerson, Game Theory: Analysis of Conflict (1991), teori permainan adalah studi tentang pengambilan keputusan strategis yang menekankan situasi bersaing di antara beberapa orang atau kelompok.

Kecenderungannya para pemain akan memilih strategi untuk memaksimalkan kemenangannya dan meminimalisasi lawan. Dalam konteks inilah, yang pertama dikuasai landasan permainan 2019. Kubu Jokowi telah memenangkan dengan pengesahan UU Pemilu. Dengan partai-partai yang menjadi penyokong kekuasaan 69,2 persen kursi di DPR atau 68,84 persen suara sah nasional dari tujuh partai pendukung pemerintah, mudah bagi Jokowi untuk menjadi kandidat.

Jika pun PAN tak lagi sejalan, Jokowi masih memiliki modal memadai untuk melaju. Sebaliknya peta ini menjadi pesan, teramat sulit membentuk poros ketiga. Maka, PKS, Gerindra, dan Demokrat harus mulai konsolidasi.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top