Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Membaca Manuver Elite

Foto : KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Partai-partai penyokong pemerintah mulai mendeklariskan dukungan. Setelah Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, Jokowi tinggal menunggu dukungan PDIP. PKB dan PAN mungkin masih bisa ke mana-mana meskipun kecenderungannya bertahan. PAN berpotensi menyeberang ke kubu lawan.

Kemungkinan perolehan dukungan pemilih terkait paket figur yang dibuat apakah diprediksi laku di pasar pemilih atau tidak. Di sinilah letak paling sulit bagi Jokowi dan Prabowo di 2019. Hampir semua partai berkeinginan memajukan calon terutama di posisi wapres. Kehati-hatian memilih pasangan yang punya "tempat" di pasar pemilih ini tidak mudah.

Kerapkali ada ego sektoral untuk memasang sosok meskipun tingkat keterpilihan rendah. Nama Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN), Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB), Osman Sapta Odang (Ketua Umum Hanura), dan sejumlah elite partai baik di kubu Jokowi maupun Prabowo akan saling bersaing.

Jika melihat dinamikanya, ada beberapa model komunikasi politik elite dalam penjajagan koalisi. Model aliran satu tahap (one step flow model) di mana komunikasi antarelite parpol yang sedari awal sudah menanam kesepahaman saling beritikad baik menjadi kawan seperjuangan. Model ini jelas dari komunikasi politik PDIP, Nasdem, dan Hanura di kubu Jokowi serta Gerindra dan PKS di kubu Prabowo.

Kemudian model melingkar (circular model), komunikasi politik dengan cara menjajagi beragam peluang terbaik. Mereka membuka seluas-luasnya pintu bertemu dengan banyak kekuatan, sehinga berkesempatan untuk membuka area yang bisa disepakati. Posisi PAN dan PKB masih memungkinkan mengambil model ini.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top