![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Memanas Kawasan Ini, Pertama dalam 20 Tahun Ada Kapal Perang Jerman Masuki Perairan LTS
Arsip - Kapal fregat Bayern milik AL Jerman terlihat selama latihan Operasi Baltik (BALTOPS), June 2008.
Foto: Antara/US Navy/Mike Banzhaf via Wikimedia CommonsBerlin - Sebuah kapal perang Jerman memasuki perairan Laut Tiongkok Selatan (LTS) pada Rabu untuk pertama kali dalam kurun waktu hampir 20 tahun.
Langkah itu menjadi pertanda bahwa Berlin bergabung dengan negara-negara Barat lainnya untuk memperluas keberadaan militer di kawasan itu di tengah kewaspadaan yang meningkat terhadap ambisi teritorial Tiongkok.
Tiongkok mengeklaim hampir seluruh kawasan LTS sebagai miliknya meski pengadilan internasional memutuskan bahwa Beijing tak punya dasar hukum atas pengakuannya itu.
Tiongkok juga telah membangun pos-pos militer di pulau-pulau buatan di perairan itu yang memiliki ladang minyak dan kaya akan ikan.
Kapal angkatan laut Jerman mulai berlayar ke Singapura melalui LTS yang diperkirakan berlangsung selama beberapa hari, kata juru bicara kementerian pertahanan di Berlin, Rabu.
Kapal fregat Bayern adalah kapal perang Jerman pertama sejak 2002 yang mengarungi perairan LTS, kawasan tempat 40 persen perdagangan luar negeri Eropa melintas.
Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam sebuah pamer kekuatan terhadap klaim teritorial Tiongkok, melakukan operasi "kebebasan navigasi" dengan mengerahkan kapal-kapal untuk berlayar di dekat pulau-pulau sengketa.
Tiongkok keberatan dengan misi AS itu dengan mengatakan kapal-kapal tersebut tidak mengusung perdamaian atau stabilitas di kawasan.
Pemerintah AS di Washington telah menempatkan pertentangan dengan Tiongkok ke dalam kebijakan keamanan nasionalnya. AS menggalang dukungan dari para mitra untuk melawan kebijakan ekonomi dan luar negeri Beijing yang mereka sebut semakin memaksa.
Para pejabat di Berlin sebelumnya mengatakan AL Jerman akan berlayar di jalur perdagangan umum. Fregat tersebut juga tidak berencana melintasi Selat Taiwan, kawasan tempat AS biasa beraktivitas namun dikecam keras oleh Beijing.
Meski demikian, pemerintah Jerman sebelumnya menjelaskan bahwa misi tersebut dilakukan untuk menegaskan fakta bahwa Jerman tidak menerima klaim teritorial Tiongkok.
Jerman bersikap hati-hati dalam menyeimbangkan kepentingan keamanan dan ekonominya karena Tiongkok telah menjadi mitra perdagangan paling penting bagi Berlin.
Ekspor Jerman ke Tiongkok telah membantu mengurangi dampak pandemi COVID-19 di negara ekonomi terbesar Eropa itu.
Negara-negara lain, seperti Inggris, Prancis, Jepang, Australia dan Selandia Baru, juga telah meningkatkan aktivitas mereka di Pasifik untuk melawan pengaruh Tiongkok.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Inter Milan Bidik Puncak Klasemen Serie A
- 2 Di Forum Dunia, Presiden Prabowo Akui Tingkat Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
- 3 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 4 India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
- 5 Australia Tuduh Jet Tempur Tiongkok Lakukan Tindakan Tak Aman
Berita Terkini
-
Tiongkok Jawab Donald Trump Soal Pengurangan Jumlah Senjata Nuklir
-
Cillian Murphy Raih Penghargaan Aktor Utama Terbaik di Penghargaan Film Irlandia
-
Edukasi Anak Muda, Produk Herbal Ini Gandeng The Changcuters di Festival Yogya
-
5 Rekomendasi Acara Akhir Pekan di Jakarta, Ada Konser Green Day di Ancol
-
Khofifah Kembali Pimpin Muslimat NU Periode 2025 - 2030