Memanas dengan Ancaman Ini, Rusia Peringatkan Akan Kerahkan Rudal Jika AS Lakukan Hal Serupa
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: ANTARA/AnadoluIstanbul - Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Washington mencoba mendorong Moskow melewati "garis merahnya," seraya memperingatkan bahwa Rusia akan mencabut pembatasan pengerahan rudal jarak pendek dan menengah jika AS terlebih dahulu mengerahkan senjata serupa.
Berbicara dalam pertemuan dewan Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow, Putin juga mengungkapkan bahwa negara-negara NATO meningkatkan pengeluaran militer dan membentuk kelompok pasukan NATO di dekat perbatasan Rusia.
Presiden Rusia itu mengeklaim bahwa jumlah personel militer AS di Eropa kini telah melampaui 100.000 orang.
"Yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah aktivitas AS dalam menciptakan dan mempersiapkan pengerahan senjata serangan presisi tinggi berbasis darat dengan jangkauan tembak hingga 5.500 kilometer (3.417 mil)," ujarnya.
Putin menegaskan bahwa pemindahan dan pengerahan sistem rudal semacam itu di Eropa dan kawasan Asia-Pasifik sedang direncanakan secara bersamaan.
Ia menambahkan bahwa langkah-langkah seperti itu sebelumnya dilarang oleh Perjanjian Angkatan Nuklir Jarak Menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty).
Perjanjian Angkatan Nuklir Jarak Menengah (INF), yang ditandatangani Washington dan Moskow pada tahun 1987, melarang penggunaan rudal nuklir dan konvensional berbasis darat.
Namun, AS menarik diri dari perjanjian pengendalian senjata tersebut pada tahun 2019 dengan alasan pelanggaran yang dilakukan Rusia.
"Kami telah berulang kali menyatakan bahwa penghentian perjanjian ini akan membawa konsekuensi negatif bagi keamanan global, tetapi kami juga menekankan bahwa kami tidak akan mengerahkan rudal jarak menengah dan pendek hingga senjata semacam itu dari Amerika muncul di wilayah mana pun di dunia," tegas Putin.
"Faktanya, Rusia secara sepihak telah mengambil kewajiban ini. Namun, seperti yang telah saya katakan, jika AS mulai mengerahkan sistem semacam itu, maka semua pembatasan sukarela kami akan dicabut," Putin memperingatkan.
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 5 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
Berita Terkini
- LG Produksi Perdana Kulkas Premium Bottom Freezer InstaView Auto Ice Maker di Indonesia
- Jelang Ramadan, DKPP Bantul Pastikan Stok Padi Aman
- Tayang 23 Januari, Film Mama Hadirkan Nuansa Horor Misteri dan Drama Keluarga
- Pelaku Tembak Kucing Tetangga karena Sering Kencingi Mobil
- Tanam Jagung Serentak, Perusahaan Agribisnis Ini Dukung Program Swasembada Pangan 2025