Melihat Kinerja Kebijakan Sosial di Lima Negara
Foto: istimewaApa yang membuat suatu negara bisa berjalan dengan baik? Apakah dengan meminimalisasi korupsi atau mengambil inisiasi untuk memajukan pendidikan dan kesehatan?
Pemerintahan di seluruh dunia memiliki kebijakan masing-masing untuk memfasilitasi masyarakatnya. Untuk menguji keefektifan kebijakan-kebijakan ini, beberapa indeks seperti Indeks Aturan Hukum milik World Justice Project, Indeks Pemerintahan punya Bank Dunia, dan Indeks Laju Sosial, menggabungkan hasil statistik mereka dan memberikan peringkat pada negara-negara berdasarkan kinerja kerjanya menurut beberapa kategori yang berbeda.
Meskipun peringkat pada indeks itu bervariasi, tetapi ada pola yang sama pada ketiga indeks tersebut, yaitu beberapa negara yang secara konsisten berada di posisi paling atas untuk perkembangan kebijakan sosial, kepercayaan pada pemerintah dan efektifnya sistem keadilan negara-negara tersebut. Berikut negara-negara tersebut.
1. Denmark
Sementara negara-negara Nordik secara konsisten memiliki peringkat atas pada setiap indeks, tetapi Denmark yang berdekatan dengan negara-negara tersebut berhasil mengalahkan negara lain di seluruh dunia dengan nilai hampir sempurna pada kategori Kebutuhan Dasar Manusia di Indeks Laju Sosial di 2017.
Kategori ini termasuk memberikan pada masyarakat nutrisi dan medis yang dibutuhkan serta akses untuk pengetahuan dasar dan komunikasi. Keunggulan ini tidak hanya dirasakan pada penduduk lokal Denmark, tetapi juga pada siapa saja yang tinggal di Denmark, seperti pelajar yang bisa mendapatkan bantuan keuangan dan kelas belajar bahasa gratis.
Sistem sosial yang berada di Denmark juga mengacu pada kepercayaan. "Ketika orang Denmark sakit dan mereka tidak bisa masuk kampus atau bekerja, mereka hanya akan menelepon atasannya," ujar Anne Steinbach, Kepala Editor Travellers Archive yang tinggal di Aarhus, kota terbesar kedua di Denmark, selama enam bulan.
Sementara untuk Jerman, tambahnya, para pekerja bahkan pelajar harus mempunyai surat keterangan dari dokter jika mereka sakit. Dengan fasilitas bagus, tidak heran jika biaya hidup di Denmark sedikit lebih mahal ketimbang negara-negara Eropa lainnya dengan pembayaran pajak paling tinggi di Eropa.
"Menonton film atau mengundang orang Denmark untuk makan malam adalah cara terbaik untuk membaur dengan budaya Denmark. Orang Denmark suka berbicara, berkumpul dan sekedar duduk bersama, menikmati cahaya lilin, makan makanan enak, dan membicarakan topik menarik," saran Anne.
2. Selandia Baru
Australia dan Selandia Baru merupakan dua negara yang saling bersaing dalam indeks ini. Namun, skor Selandia Baru jauh lebih baik untuk keseluruhan pada stabilitas politik, hak fundamental, dan rendahnya kekerasan dan aksi teror.
Selandia Baru merupakan negara pertama di dunia yang memberikan hak pada wanita untuk memilih pada 1893. "Sekelompok orang membawakan petisi dari ujung pulau ke pulau lainnya, untuk mengumpulkan tanda tangan hingga membentuk gulungan raksasa yang dapat di lihat di museum sekarang," ujar Zoe Helen, pendiri Cosmic Sister, yang sudah tinggal di Selandia Baru selama sepuluh tahun.
Negara ini bahkan memiliki kebijakan untuk mendukung orang tua tunggal, anak-anak, pelajar, dan orang tua. Penduduk di Selandia Baru yang sudah berusia 65 tahun akan secara otomatis menerima pendapatan dari pemerintah, tidak peduli siapa dia, apa pekerjaannya, seberapa besar gajinya dulu, dan sejak kapan ia tinggal di Selandia Baru.
3. Kanada
AS dan Kanada memiliki peringkat yang tinggi di semua indeks, tetapi skor yang dimiliki Kanada lebih tinggi karena stabilitas politik, dan rendahnya kekerasan dan teror. Berdasarkan indeks tersebut, Kanada mempunyai nilai yang mendekati negara-negara Skandinavia dengan nilai yang hampir sempurna termasuk kategori memberikan akses nutrisi dan perawatan kesehatan, pendidikan dasar dan hak individu.
Menurut Alia Bickson, pemandu dari Intrepid Travel yang tinggal di Toronto, Kanada adalah negara yang jauh maju ketimbang negara-negara lainnya di Benua Amerika. "Contohnya, sangat jarang orang melawan hak wanita untuk memilih atau menghapuskan hak dari orang-orang lesbian, gay, bisexual, transgender or queer (LGBTQ) dan menjadi topik yang serius untuk diperdebatkan," ujarnya.
4. Jepang
Jepang juga memperoleh urutan tertinggi di Asia dari Indeks Laju Sosial dengan akses pengetahuan umum, air dan sanitasi, serta akses memberikan nutrisi dan perawatan kesehatan. Kebijakan yang dilakukan pemerintahnya memberikan dampak nyata bagi Jepang seperti kebersihan, efisiensi waktu, dan pembayaran pajak sebagai bagian dari masyarakat.
Asuransi kesehatan pun bersifat universal meskipun terkadang sedikit lebih mahal karena berdasarkan pendapatan, tetapi penduduk bisa pergi ke dokter setiap saat dan biayanya pun terbayarkan. Tak hanya itu saja, Jepang juga memiliki dokter kanker terbaik di dunia.
Sistem pendidikan di Jepang juga menjadi salah satu kekuatan Jepang. Sekolah dasar dan menengah merupakan suatu keharusan dan sekolah di Jepang juga mempunyai peringkat baik di dunia. Meskipun sekolah-sekolah ini sangat ketat dan sistematik, menurut Adam Goulston, penulis Cross Cultural yang tinggal di Fukuoka, Jepang masih tetap memprioritaskan nutrisi yang baik sebagai salah satu kunci di dunia pendidikan dengan menyiapkan makan siang dengan bahan-bahan yang sehat dan dikombinasikan dengan pelajaran tentang sejarah makanan dan makanan sehat.
5. Botswana
Botswana secara konsisten mempunyai peringkat sebagai salah satu negara dengan pemerintahan paling kuat di Afrika, khususnya peran dalam melibatkan korupsi dan berada di peringkat atas pada penilaian Bank Dunia dan Indeks Aturan Hukum regional.
Setelah serangkaian skandal pada awal 90-an, Botswana menciptakan Direktorat Korupsi dan Kejahatan Ekonomi pada 1994, yang bertugas untuk menyelidiki dan menghukum para pejabat yang diduga melakukan korupsi. Tidak hanya itu saja, hasil pendapatan nasional dari tambang berlian pun dibagikan secara adil ke daerah-daerah.
Sehenyi Tlotlego, penduduk asli Botswana, kordinator filantropis untuk perusahaan safari Sanctuary Retreats, mengatakan sebagai bangsa Botswana percaya dan mempraktekan 'Ntwa kgolo ke ya molomo' artinya, kekacauan dapat diselesaikan secara efektif dengan didebatkan untuk mencari kesimpulan atau solusinya, bukan dengan perang.
Selain itu, negara ini juga terkenal dengan kebebasan individu yang sangat kuat, terutama dalam kebebasan media dan kepemilikan properti. "Orang Botswana sangat mudah bergaul, mudah diajak berbicara, dan tidak tertutup. Sangat dianjurkan untuk menjadi orang yang terbuka dan mendiskusikan persoalan untuk menyelesaikannya," kata Sehenyi.
Hal ini juga mendorong beberapa yayasan sosial untuk memberikan masyarakat kesempatan belajar agat tetap sehat. Setiap desa dengan jumlah penduduk 500 orang atau lebih memiliki klinik kesehatan dan sekolah dasar. Botswana juga lebih awal dalam mengenali penyakit HIV/AIDS dan menciptakan tes dan program konseling pada masyarakat, dengan pemberian antiretroviral secara gratis untuk penduduk yang positif HIV/AIDS. gma/R-1
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
Berita Terkini
- WHO Tegaskan Target Bantuan Harian ke Gaza 500-600 Truk Setelah Gencatan Senjata
- Pagar Laut Bukti “Amburadulnya” Pengawasan
- Tanpa Perbaikan Fundamental, Rupiah Sulit Bersaing Dengan Mata Uang di Asia
- Ini Penyebabnya Kenapa Diogo Jota Diragukan Tampil Saat Liverpool Hadapi Brentford
- Mahkamah Agung AS Mendukung Penjualan Paksa TikTok