Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Melihat Keagungan Yesus sebagai Anak Manusia

A   A   A   Pengaturan Font

Dia sering memanjat pohon milik nenek-Nya, mengambil buah, lalu diberikan kepada teman-temannya. Secara fisik Yesus juga kuat. Dia pelari cepat yang kadang mengalah untuk menggembirakan lawan lari-Nya. Maria, ibu Yesus, tentu lebih takjub melihat anaknya. Begitu takjubnya, dia sering termenung melihat keluar jendela. Banyak yang berkecamuk dalam pikirannya. Dia juga tampak "sungkan" berakrab-ria dengan anaknya itu. "Mungkin dia mengetahui apa yang tak aku ketahui. Seandainya dia mengatakan hal itu kepadaku," kata Anna (hlm 28).

Saat Yesus beranjak dewasa, beragam keajaiban makin terlihat. Assaf menuturkan kekuatan orasi Yesus jauh melampaui khotbah orator ulung Roma, Athena, dan Aleksandria. Masyarakat terkesima mendengarnya. Jiwa mereka terserap mengikuti arah pesan Yesus. Dia memberi kisah dan parabel yang belum pernah didengar. Menurut Assaf, dalam kata-kata Yesus ada kekuatan dahsyat yang tidak dimiliki orator mana pun (hlm 31).

Selain orator ulung, Yesus adalah tabib andal. Filemon, tabib kesohor Yunani, menuturkan daya sembuh terapi Yesus dan cara mengobati. Tidak ada penyakit yang tidak bisa Dia sembuhkan, termasuk kematian. Banyak desas-desus Dia mendapat ilmu penyembuhan tersebut. Filemon yakin didapatkan bukan melalui proses belajar, tapi anugerah Bapa (hlm 39).

Hanya dengan sentuhan tangan Yesus, penyakit demam hilang. Badan kaku segera bisa bergerak normal saat bersentuhan dengan tubuh-Nya yang tenang. Dia tidak hanya bisa memahami penyakit dalam tubuh manusia, segenap pasang surut cairan di seluruh tubuh makhluk hidup Dia mengerti. Kendati demikian, Dia tidak pernah menganggap diri tabib, melainkan pemberi kasih.

Kasih-Nya tidak hanya menyembuhkan fisik yang sakit, namun juga memaafkan kesalahan para pendosa. Yesus mengerti, manusia rentan dosa karena lemah. Yesus hadir untuk menguatkan. Kecuali kepada para munafik. Dia selamanya tak bisa memaafkan. "Orang-orang lemah yang kau sebut pendosa seperti anak burung yang belum bersayap yang jatuh dari sarang. Sedangkan si munafik adalah gagak yang bertengger di atas batu menunggu kematian korbannya," kata Yesus (hlm 67).
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top