![Melemahnya Kinerja Mesin Partai, Perlukah Indonesia Kembali ke Sistem Pemilu Tertutup?](https://koran-jakarta.com/images/article/melemahnya-kinerja-mesin-partai-perlukah-indonesia-kembali-ke-sistem-pemilu-tertutup-230610120738.jpg)
Melemahnya Kinerja Mesin Partai, Perlukah Indonesia Kembali ke Sistem Pemilu Tertutup?
![Melemahnya Kinerja Mesin Partai, Perlukah Indonesia Kembali ke Sistem Pemilu Tertutup?](https://koran-jakarta.com/images/article/melemahnya-kinerja-mesin-partai-perlukah-indonesia-kembali-ke-sistem-pemilu-tertutup-230610120738.jpg)
Bendera sejumlah partai politik dalam Kirab Pemilu di Palu, Sulawesi Tengah.
Andhik Beni Saputra, Universitas Andalas dan Azhari Setiawan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Secara kelembagaan, partai politik (parpol) memerlukan basis massa untuk menyokong eksistensinya. Tidak hanya sebagai sumber dukungan, basis massa merupakan komponen krusial untuk membuktikan bahwa mesin partai politik bekerja dengan baik dan mampu melakukan penetrasi ideologinya ke masyarakat.
Sayangnya, hasil-hasil studi tentang afiliasi ideologi pemilih ke parpol di Indonesia menunjukkan bahwa umumnya parpol tidak memiliki basis massa yang kuat. Survei Poltracking Indonesia pada Mei 2022, misalnya, menunjukkan masyarakat cenderung memilih figur personal (51,4%) ketimbang parpol (14,5%).
Tren ini terjadi karena rendahnya kesadaran politik, pendidikan politik, konsistensi dan kualitas kinerja partai secara institusi maupun lewat anggota legislatif dan pejabat eksekutifnya, hingga pada masalah menguatnya pragmatisme politik.
Fenomena ini bermula dari lemahnya sosialisasi politik parpol sendiri. Parpol terperangkap dalam bayang-bayang elit yang berambisi menduduki posisi pimpinan eksekutif, seperti menteri atau kepala lembaga. Alhasil, parpol hanya menjadi sarana untuk memenuhi keinginan elit partai dibanding memperkuat mesin politik organisasi untuk kebutuhan jangka panjang.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya