Melatih Mahasiswa Menaklukkan Dunia Nyata
Dalam konteks ini, dinamisator dari kurikulum harus terjaga. Kurikulum tidak boleh dikeramatkan. Kurikulum harus banyak-banyak disempurnakan. Jadi, mari bersama-sama menyempurnakan kurikulum dengan dosen, alumni, DUDI, dan masyarakat dilibatkan dalam penyusunan-penyusunan terkait kebutuhan di masa mendatang.
Di sisi lain, masih ada prodi-prodi yang bisa dibilang tidak relevan atau "zadul". Bagaimana Bapak melihat keberlangsungan prodi-prodi tersebut?
Prodi zadul itu tidak menapikan sudah cukup lama. Tampaknya, prodi zadul masih banyak. Meski begitu, prodi belum menjawab tantangan zaman, bukan berarti prodi dimatikan. Di era perubahan yang cepat ini, kampus-kampus kalau mengajukan prodi baru yang mutakhir harus menjawab tantangan zaman. Prodi yang 5-10 tahun itu bisa diantisipasi sebagai prodi yang menjawab tantangan zaman. Tapi, kita harap prodi baru bisa sesuai dengan era disrupsi dan revolusi industri 4.0.
Selain perkuliahan, perguruan tinggi juga identik dengan kegiatan riset. Menurut Bapak, bagaimana kondisi riset perguruan tinggi?
Riset dan penelitian merupakan aktivitas keempat MBKM. Kita harapkan riset-riset dari perguruan tinggi yang dilakukan para mahasiswa bisa digunakan sebagai upaya meningkatkan kepedulian kampus terhadap DUDI. Jadi, riset-riset tidak sekadar diperlukan untuk pelaporan saja. Riset bisa digunakan untuk meningkatkan kebijakan, bahkan dihilirisasi. Dalam ekosistem riset baru ada penyatuan kelembagaan untuk riset perguruan tinggi. Sekarang sudah jadi satu. Ini memudahkan pembinaan, pertanggungjawaban, dan lain-lain.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya