Melahirkan Kembali Nilai-nilai Pancasila

Dalam sambutan pada Hari Kelahiran Pancasila (1/6), Presiden Joko Widodo mengingatkan kembali peranan para pendiri bangsa yang berasal dari berbagai kelompok, golongan, dan latar belakang. Dalam kondisi beragam itu, para pendiri bangsa dapat duduk bersama untuk menetapkan Pancasila sebagai pemersatu segala perbedaan.

Menurut Presiden, rangkaian proses tersebut harus selalu diingat, didalami semangatnya, dan dipahami rohnya. Bangsa Indonesia sekarang bertugas dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Pancasila selalu hadir dalam setiap sudut kehidupan, hati, dan pikiran kita. Presiden Joko Widodo mengajak seluruh komponen bangsa untuk selalu bersama-sama mengamalkan Pancasila dalam kehidupan keseharian.

"Semangat bersatu, berbagi dan berprestasi akan meneguhkan derap langkah kita dalam membawa Indonesia menuju negara maju dan jaya," tandas Presiden Joko Widodo. Penegasan Presiden ini semakin penting di tengah maraknya gerakan anti-Pancasila. Sampai kapan pun Pancasila akan tetap berguna sebagai pemersatu bangsa. Tanpa Pancasila, bangsa ini sudah pasti akan tercerai-berai.

Pancasila adalah pengikat persatuan bangsa. Para bapak bangsa, 73 tahun lalu, sudah begitu maju. Bahkan terlalu maju untuk tahun itu. Mereka telah mampu melihat jauh ke depan bahwa bangsa yang multietnis, agama, budaya, dan seterusnya ini memerlukan alat pemersatu, dan itulah Pancasila. Mereka mampu melihat melampaui zamannya.

Bangsa ini akan hancur tercerai-berai, tanpa pengikat berupa ideologi Pancasila. Meski begitu, dari zaman ke zaman Pancasila terus saja coba dihancurkan kelompok-kelompok ekstrem yang anti-Pancasila. Tak heran pada Orde Baru, pemerintah membentuk Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7).
Halaman Selanjutnya....