Masyarakat Jakarta Diharapkan Tidak Golput
Ketua Divisi Teknis KPU Jakarta, Dody Wijaya saat dijumpai di Kantor KPU DKI Jakarta, Jumat (13/9).
Warga Jakarta sekarang cerdas-cerdas dan kritis-kritis. Semuanya bisa menilai ketiga paslon dengan pikiran dan pandangan terbuka,
JAKARTA - Pada tanggal 27 November akan dilaksanakan Pilkada Serentak 2024, termasuk untuk Jakarta. Terkait hal ini, masyarakat Jakarta diharapkan tidak menjadi golongan putih (golput) alias tidak memilih. Mereka justru diminta aktif memilih. Harapan ini disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta. Warga diajak untuk menggunakan hak pilih.
"Kami berharap warga Jakarta justru berbondong-bondong datang ke TPS. Ini kesempatan pertama Jakarta setelah tak jadi ibu kota negara," jelas Ketua Divisi Teknis KPU Jakarta, Dody Wijaya, Jumat. Dia menanggapi viralnya gerakan coblos tiga pasangan calon (paslon) di media sosial.
Lebih detil Doddy memaparkan, jika masyarakat tidak hadir ke TPS saat pilkada, suaranya juga tidak dihitung sebagai pemenang. Doddy memberikan contoh, apabila ada 100 warga, 50 orang golput. Lalu 50 orang lainnya ke TPS. Kemudian setelah dihitung, terdapat 20 suara tidak sah. Maka yang menentukan kemenangan hanya 30 suara.
"Pemenang di Jakarta dihitung, 50 persen plus satu dari total suara sah," jelas Doddy. Artinya, gerakan golput atau coblos semua paslon, tidak punya makna. Ini justru gerakan tidak mendidik. Ini mempermudah paslon untuk menang.
Di sisi lain, Anggota KPU Jakarta, Astri Megatari, akan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasi dalam pilkada. Harapannya, mereka menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya