Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Maria Ressa Tuding Ajudan Duterte Sebar Postingan Fitnah

Foto : AFP/SAUL LOEB

 Maria Ressa

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Jurnalis peraih anugerah Nobel Perdamaian asal Filipina, Maria Ressa, pada Selasa (19/4) mengajukan gugatan terhadap anggota tim media Presiden Rodrigo Duterte atas dugaan posting ujaran kebencian dan fitnah diFacebook.

Dalam pengaduan yang diajukan ke kantor Ombudsman, Ressa menuduh Lorraine Badoy telah menyebutnya sebagai seorang sosiopat yang berjiwa busuk. Ressa, 58, mengatakan bahwa wakil sekretaris Kantor Operasi Komunikasi Kepresidenan juga menuduhnya sebagai corong musuh negara yang merujuk pada pemberontak komunis dan melecehkan Ressa dengan menyebut jurnalis itu sebagai peraih "Nobel Piss Prize".

"Unggahan di Facebook adalah pernyataan ujaran kebencian dan fitnah yang melanggar batas kesopanan dan protokol profesional," kata Ressa."Serangan (Badoy) juga mendorong orang lain untuk bergabung dalam cercaan mereka terhadap saya," imbuh dia.

Ressa dan jurnalis asal Russia, Dmitry Muratov, dianugerahi penghargaan itu pada Oktober lalu atas upaya mereka untuk melindungi kebebasan berekspresi. Sebelum meraih Nobel, Ressa dikenal sebagai kritikus vokal Duterte dan perang narkoba mematikan yang digagas Duterte pada 2016. Sejak jadi pengkritik Duterte, Ressa ditekan dengan serangkaian tuduhan kriminal, penyelidikan dan serangan online terhadap dia danRappler, situs berita yang dia dirikan.

Jika Badoy terbukti bersalah atas gugatan itu, maka ia bisa dipecat atau dikenai denda setara dengan gaji enam bulan karena telah melanggar kode etik dan standar etika pejabat dan karyawan publik yang berlaku di Filipina.SB/AFP/I-1
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top