![Maraknya Pinjaman dan Judi Online sebagai Bukti Mental Bangsa yang Terjajah dan Pentingnya Pembangunan Karakter Berbasis Pancasila](https://koran-jakarta.com/images/article/maraknya-pinjaman-dan-judi-online-sebagai-bukti-mental-bangsa-yang-terjajah-dan-pentingnya-pembangunan-karakter-berbasis-pancasila-240710004003.jpg)
Maraknya Pinjaman dan Judi Online sebagai Bukti Mental Bangsa yang Terjajah dan Pentingnya Pembangunan Karakter Berbasis Pancasila
![Maraknya Pinjaman dan Judi Online sebagai Bukti Mental Bangsa yang Terjajah dan Pentingnya Pembangunan Karakter Berbasis Pancasila](https://koran-jakarta.com/images/article/maraknya-pinjaman-dan-judi-online-sebagai-bukti-mental-bangsa-yang-terjajah-dan-pentingnya-pembangunan-karakter-berbasis-pancasila-240710004003.jpg)
Antonius Benny Susetyo
Selain itu, survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2023 menunjukkan sekitar 15% dari responden pernah mencoba judi online, dan dari jumlah tersebut, 30% mengaku mengalami kecanduan. Hal ini menunjukkan judi online memiliki daya tarik yang kuat dan dapat menjerumuskan banyak orang ke dalam lingkaran kecanduan yang sulit dihentikan.
Maraknya pinjaman dan judi online mencerminkan mental bangsa yang terjajah. Kondisi ini menunjukkan banyak orang yang tidak mampu berpikir secara rasional dan bertindak berdasarkan nilai-nilai moral yang kuat. Mereka mudah tergoda oleh kemudahan dan kesenangan sesaat tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.
Ini adalah tanda dari krisis identitas dan kehilangan nilai-nilai luhur yang seharusnya menjadi dasar dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena pinjaman dan judi online yang semakin marak di Indonesia mengungkap masalah mendalam dalam mentalitas bangsa. Kondisi ini mencerminkan mental bangsa yang terjajah, di mana banyak orang yang tidak mampu berpikir secara rasional dan bertindak berdasarkan nilai-nilai moral yang kuat.
Mereka mudah tergoda oleh kemudahan dan kesenangan sesaat tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai aspek-aspek yang menyebabkan dan memperparah kondisi tersebut. Banyak masyarakat yang belum memiliki pemahaman yang cukup tentang literasi keuangan dan digital.
Literasi keuangan mencakup pemahaman tentang bagaimana mengelola uang, memahami risiko dan manfaat dari berbagai produk keuangan, serta kemampuan membuat keputusan keuangan yang bijak. Sementara literasi digital mencakup pemahaman tentang cara kerja teknologi digital dan bagaimana menggunakannya dengan aman dan efektif. Kurangnya literasi ini membuat banyak orang tidak sadar akan risiko tinggi dari pinjaman online dengan bunga yang mencekik atau dari judi online yang bersifat adiktif.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya