Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump Tiba-tiba Muncul dan Sebut Vladimir Putin Genius Dalam Konflik Ukraina

Foto : Getty Images/Chris McGrath

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin

A   A   A   Pengaturan Font

Di tengah ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba-tiba muncul mengomentari Vladimir Putin. Trump menyebut Presiden Rusia itu 'genius'.

Ini disampaikan Trump saat berbicara di sebuah radio terkait aksi Vladimir Putin yang mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina yakni Donetsk dan Luhansk.

"Saya kemarin menonton siaran (Putin) di televisi. Saya bilang Ini genius," kata Trump, dikutip dari AFP, Kamis (24/2).

"Putin menyatakan sebagian besar Ukraina sebagai wilayah merdeka. Itu luar biasa," lanjutnya.

Trump mengakui, taktik Putin sangat pintar. Menurutnya, AS bisa menirunya di perbatasan Meksikko, meski tak merinci lebih lanjut maksud perkataan tersebut.

Dalam pernyataan terpisah, Trump mengatakan ketegangan yang terjadi di Ukraina tidak akan terjadi jika pemerintahan ada di tangannya. Menurutnya, krisis di Ukraina tak akan meningkat dan bisa dihindari jika Presiden AS saat ini, Joe Biden menanganinya dengan baik.

"Saya mengenal Vladimir Putin dengan sangat baik, dia tidak akan pernah melakukan apa yang dia lakukan seperti sekarang jika ini terjadi di era pemerintahan Trump. Tidak mungkin!" tuturnya.

Ia mengkritik lemahnya tanggapan pemerintah Biden yang menurutnya tak sesuai dengan tindakan Rusia. Menurutnya, yang dibuat AS malah membuat Putin semakin kaya.

"Sekarang sudah dimulai, harga minyak naik dan semakin tinggi. Putin tidak hanya mendapatkan apa yang selalu dia inginkan tetapi semuanya, karena lonjakan minyak dan gas (membuatnya) semakin kaya," ucap Trump.

Di era Trump, hubungan AS dan Ukraina tidak begitu hangat. Sebaliknya, relasi AS dan Rusia justru menghangat saat Trump menjabat presiden.

Di sisi berbeda, mantan penasihat Gedung Putih untuk Rusia, Fiona Hill, mengatakan kebijakan luar negeri Trump membuat Putin berani. Trump membuat kebijakan yang didorong oleh kepentingan pribadi bukan nasional.

"Tidak ada Tim Amerika untuk Trump. Tidak sekali pun saya melihatnya melakukan apa pun untuk mengutamakan kepentingan Amerika," kata Hill.

Kini, ketegangan antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, setelah Putin saat mendeklarasikan perintah penyerbuan yang awalnya hanya ke Donbass, Ukraina Timur, Kamis, 24 Februari 2022.

"Saya punya beberapa kata untuk mereka yang merasa tergoda, mengganggu perkembangan yang sedang berlangsung. Siapa pun yang mencoba menghalangi kita, apalagi menciptakan ancaman bagi negara kita dan rakyatnya harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan segera dan mengarah pada konsekuensi yang tak pernah anda hadapi dalam sejarah," kata Putin dikutip ABC News, Kamis (24/2).

Putin juga menekankan kepada militer Ukraina di Donbass untuk segera meletakkan senjata dan mundur pulang. Ini setelah Putin mendeklarasikan kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina Timur yakni Donetsk dan Luhansk pada Senin, 21 Februari 2022.

Sementara itu, keadaan di Ukraina semakin mencekam. Beberapa rudal dilaporkan telah meledak di beberapa wilayah Ukraina, termasuk diantaranya ibu kota Kyiv dan juga kota besar lainnya, Kharkiv.

Serangan rudal Rusia mendarat dan mengahantam wilayah Pusat komando militer Ukraina di Kota Kiev dan Kharkiv.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top