Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Makna Amerika Serikat Di Jalur Kesepakatan Paris

Foto : Antara
A   A   A   Pengaturan Font

Kembalinya Amerika dalam jalur Kesepakatan Paris tidak perlu dijadikan euforia, karena tidak serta merta menempatkannya pada posisi pahlawan iklim untuk saat ini.

Lagi pula, tidak sepenuhnya masyarakat Amerika meninggalkan kesepakatan iklim itu. Pemerintah negara federal, pebisnis, akademisi, selebriti, hingga masyarakat menyatakan tetap mendukung Kesepakatan Paris yang diketuk palu di Paris pada 2015 itu dengan mengeluarkanAmerica's Pledgedi sela-sela berjalannyaConference of Parties(COP) UNFCCC ke-23 di Bonn, Jerman, hanya beberapa bulan setelah presiden mereka menyatakan mundur dari kesepakatan iklim tersebut, pertengahan 2017.

Kenyataan bahwa perhitungan komitmenNationally Determined Contributions(NDC) yang terkumpul dari 189 negara yang meratifikasi kesepakatan iklim tersebut tetap akan menaikkan suhu 3,6 hingga 3,9 derajat Celsius di akhir abad ini seperti disebutkan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, jelas mendekatkan kegagalan Kesepakatan Paris ke cakrawala.

Para ilmuwan tergabung dalam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau IPCC memperkirakan Bumi hanya menyediakan waktu hingga dekade ke depan sebagaitipping pointuntuk manusia mampu mengupayakan perubahan dalam menekan suhu.

Terlewat dari itu, manusia terpaksa hidup dalam kondisi Bumi yang tidak nyaman lagi untuk dihuni.

Gambaran krisis iklim yang sedang dihadapi saat ini adalah gelombang panas di pantai barat Amerika dan suhu tertinggi terjadi di Gurun Mojave California mencapai temperatur 54,4 derajat Celsius pada pertengahan Agustus 2020.

Selain itu, gelombang dingin di Beijing mencapai minus 19,6 derajat Celsius pada awal 2021, Badai Iota kategori 5 di Amerika Tengah berkecepatan 250 kilometer per jam terjadi di pertengahan November 2020 yang didahului Badai Eta kurang dari dua minggu, curah hujan di atas normal di Kalimantan Selatan mencapai 461 milimeter hanya dalam periode lima hari pada 9-13 Januari 2021.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top