Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Makna Amerika Serikat Di Jalur Kesepakatan Paris

Foto : Antara
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON- Janji kampanye Joe Biden lunas terbayar. Hanya butuh hitungan jam setelah pelantikannya sebagai presiden, Amerika Serikat kembali ke jalur Kesepakatan Paris.

Perjanjian yang memang menjadi kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB di Paris pada 2015 itu, menginginkan seluruh pemangku kepentingan di dunia, tidak terbatas hanya pemerintahan, ikut serta memikirkan dan bertindak menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) agar suhu tidak meningkat melebihi 1,5 derajat Celsius pada 2030.

Kesepakatan itu ditinggalkan Amerika Serikat pertengahan 2017, sebagai eksekusi dari janji kampanye Donald Trump yang memang melenggang menjadi presiden pada Januari tahun yang sama kala itu.

Dengan posisi Amerika di puncak daftar negara-negara penyumbang emisi terbesar di dunia, jelas keputusan politik itu memunculkan reaksi beragam. Langkah yang Trump ambil itu menjadi tidak beretika dan tidak bermoral jika dilihat dari kacamata ekologi politik.

Krisis iklim yang berawal dari aktivitas sosial manusia yang selalu menuntut lebih namun alpa persoalan menjaga keseimbangan alam pada akhirnya memproduksi emisi karbon secara besar-besaran.

Hal itu tidak terlepas pula dari sistem ekonomi linier yang dianut secara global, yang hanya tahu cara memproduksi, menggunakan, membuang dalam skala besar tanpa melihat relasinya pada aspek lingkungan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top