Makin Kompak, Presiden Xi dan Putin Janji Perluas Kerja Sama Praktis Pada 75 Tahun Hubungan
Presiden Xi Jinping menyampaikan pidato dalam resepsi Hari Nasional untuk memperingati 75 tahun berdirinya Republik Rakyat China di Balai Agung Rakyat, Beijing, Senin (30/9/2024). China merayakan Hari Nasional setiap 1 Oktober sejak 1949 untuk memperingati pengibaran bendera nasional China oleh pemimpin saat itu yakni Mao Zedong di tengah Lapangan Tiananmen, Beijing.
Foto: ANTARA/Desca Lidya NataliaIstanbul - Presiden China dan Rusia berjanji untuk memperkuat hubungan bilateral dan memperluas "kerja sama praktis secara menyeluruh" saat kedua negara memperingati 75 tahun hubungan diplomatik.
Presiden Xi Jinping pada Rabu mengatakan dirinya "siap bekerja" dengan Presiden Rusia VladimirPutin untuk "mengarahkan hubungan bilateral ke arah yang benar, terus memperluas kerja sama praktis secara menyeluruh, dan bersama-sama mempromosikan pembangunan berkualitas tinggi dan melakukan modernisasi kedua negara."
Hal tersebut, tambah dia, dimaksudkan "untuk memberikan kontribusi baru dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia serta mempromosikan pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," menurut laporan kantor berita pemerintah, Xinhua.
Xi mengatakan bahwa China dan Rusia merupakan "negara besar di dunia sekaligus pasar negara berkembang utama dan merupakan tetangga terbesar bagi satu sama lain."
"Dalam menghadapi perubahan besar yang belum pernah terjadi selama satu abad," presiden China mengatakan bahwa kedua belah pihak "terus memperdalam rasa saling percaya secara politik, mencapai hasil luar biasa dalam kerja sama praktis, dan memperoleh dukungan besar bagi persahabatan yang telah berlangsung selama beberapa generasi."
Kedua pihak juga memberikan kontribusi penting untuk meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa dan untuk mempromosikan dunia yang multipolar yang setara dan teratur serta globalisasi ekonomi inklusif yang menguntungkan semua pihak, kata Xi lebih lanjut.
Di tengah meningkatnya pertikaian geopolitik, China dan Rusia telah bersatu saat sekutu yang dipimpin AS memberikan sanksi kepada Moskow atas perangnya di Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022.
Perdagangan tahunan antara China dan Rusia mencapai rekor tertinggi sebesar 240 miliar dolar AS (sekitar Rp3.669 triliun) tahun lalu, saat kedua pemimpin memuji kemitraan "tanpa batas" mereka.
"Hubungan Rusia-China telah mencapai tingkat tertinggi mereka dalam sejarah," kata Putin dalam pesannya kepada Xi.
"Kedua belah pihak telah aktif melaksanakan kerja sama di bidang politik, ekonomi dan perdagangan, sains dan teknologi, serta di bidang lain, berkoordinasi secara efisien dalam urusan internasional dan regional, dan bekerja sama untuk membangun tatanan dunia multipolar yang adil," kata Presiden Putin.
"Hubungan yang erat dan saling menguntungkan antara Rusia dan China telah teruji oleh waktu," tambahnya.
Putin menyerukan "konsolidasi lebih lanjut" kemitraan strategis komprehensif bilateral dalam koordinasi "agar dapat meningkatkan keamanan dan stabilitas di benua Eurasia dan sekitarnya."
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 3 Perlu Ditiru Pejabat Lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 4 Digitalisasi Bisa Perkuat Daya Saing Koperasi
- 5 BMKG: 10 daerah di Sumsel dilanda hujan ekstrem pada hari pencoblosan