Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Makanan yang Dimasak dengan Suhu Tinggi Tingkatkan Risiko Kanker

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa makanan yang dimasak pada suhu tinggi mungkin memiliki sifat karsinogenik. Temuan penelitian yang dilakukan oleh National Cancer Institute menemukan bahwa memasak pada suhu tinggi dapat mengganggu DNA makanan dan dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai bentuk kanker.

Ketika seseorang mengonsumsi makanan apa pun, DNA makanan tersebut juga ikut tertelan. Selama memasak dengan suhu tinggi, molekul kecil terbentuk, yang berinteraksi dengan DNA sehat seseorang ketika dicerna. Para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa molekul kecil yang diinduksi oleh panas bersifat karsinogenik, namun apakah panas merusak DNA makanan masih merupakan hipotesis.

Dilansir dari Medical Daily, para peneliti dari Stanford University bekerja sama dengan National Institute of Standards and Technology, University of Maryland, dan Colorado State University, menyelidiki bagaimana memasak dengan panas tinggi menyebabkan kerusakan pada DNA makanan, yang kemudian meluas ke DNA konsumen saat dikonsumsi.

Sebagai bagian dari penelitian, para ilmuwan memasak daging babi giling, daging sapi giling, dan kentang dengan dua cara berbeda. Mereka merebusnya dalam air panas selama 15 menit pada suhu 100 derajat Celcius (212 derajat Fahrenheit) atau memanggangnya dalam oven yang sangat panas selama 20 menit pada suhu 220 derajat Celcius (sekitar 430 Fahrenheit). Kemudian, mereka memeriksa DNA makanan tersebut, dan menemukan bahwa semua makanan tersebut mengalami kerusakan pada DNA-nya saat dimasak, terutama pada suhu yang sangat tinggi.

Temuan ini sangat mengkhawatirkan. Kerusakan DNA yang ditemukan dapat berbahaya bagi gen kita dan berpotensi menyebabkan perubahan di dalamnya. Perubahan ini dapat membuat sel-sel dalam tubuh kita mulai berkembang biak secara berlebihan dan tanpa kendali, seperti yang terjadi pada kanker, seperti dilansir dari Health News.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top