![“Makan Tabungan Picu Kemiskinan dari Kelas Menengah](https://koran-jakarta.com/images/article/makan-tabungan-picu-kemiskinan-dari-kelas-menengah-240628090655.jpg)
“Makan Tabungan" Picu Kemiskinan dari Kelas Menengah
![“Makan Tabungan Picu Kemiskinan dari Kelas Menengah](https://koran-jakarta.com/images/article/makan-tabungan-picu-kemiskinan-dari-kelas-menengah-240628090655.jpg)
Dalam kegiatan ini, pemerintah juga harus terlibat, jangan juga hanya mengandalkan belanja masyarakat di pasar komunitas tersebut. Belanja APBN/APBD perlu dialokasikan dalam skema tersebut.
Fenomena "makan tabungan" ini, terang Awan, artinya sebentar lagi mereka akan jatuh miskin, apabila tidak ada tambahan pemasukan lagi. Mereka hanya bisa bertahan sejauh tabungannya masih ada sehingga harus segera teratasi.
Pemerintah harus benar-benar turun membantu untuk mencegah bertambahnya angka kemiskinan. "Perlunya alokasi belanja APBN/APBD untuk penggunaan produk-produk dan jasa lokal/dalam negeri. Kemudian, pemberian insentif fiskal bagi pelaku UMKM," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Etika Karyani, mengatakan tertekannya belanja masyarakat menengah ke bawah itu dipicu kenaikan biaya cicilan setelah pandemi Covid-19. Apalagi, bank juga langsung merespons kenaikan suku bunga acuan dengan penyesuaian suku bunga kredit.
Etika mengatakan belanja kelas menengah dan bawah masih ditopang oleh tabungan. Fenomena "makan tabungan" sudah terjadi sejak kuartal IV-2023. Hal itu mengindikasikan adanya pelemahan daya beli.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya