Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Perekonomian - Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi sejak Kuartal IV-2023

“Makan Tabungan" Picu Kemiskinan dari Kelas Menengah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dalam kegiatan ini, pemerintah juga harus terlibat, jangan juga hanya mengandalkan belanja masyarakat di pasar komunitas tersebut. Belanja APBN/APBD perlu dialokasikan dalam skema tersebut.

Fenomena "makan tabungan" ini, terang Awan, artinya sebentar lagi mereka akan jatuh miskin, apabila tidak ada tambahan pemasukan lagi. Mereka hanya bisa bertahan sejauh tabungannya masih ada sehingga harus segera teratasi.

Pemerintah harus benar-benar turun membantu untuk mencegah bertambahnya angka kemiskinan. "Perlunya alokasi belanja APBN/APBD untuk penggunaan produk-produk dan jasa lokal/dalam negeri. Kemudian, pemberian insentif fiskal bagi pelaku UMKM," ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Etika Karyani, mengatakan tertekannya belanja masyarakat menengah ke bawah itu dipicu kenaikan biaya cicilan setelah pandemi Covid-19. Apalagi, bank juga langsung merespons kenaikan suku bunga acuan dengan penyesuaian suku bunga kredit.

Etika mengatakan belanja kelas menengah dan bawah masih ditopang oleh tabungan. Fenomena "makan tabungan" sudah terjadi sejak kuartal IV-2023. Hal itu mengindikasikan adanya pelemahan daya beli.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top