Mahasiswa Bantu Penerapan Kurikulum Merdeka
Mendikbudristek, Nadiem Makarim
Foto: istimewaJAKARTA - Mahasiswa diminta bantu penerapan Kurikulum Merdeka (KM) di sekolah. Melalui program Kampus Mengajar, mahasiswa peserta program bisa mendampingi para guru. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, dalam Pelepasan Kampus Mengajar, di Jakarta, Rabu (23/2).
"Saya harap teman-teman mahasiswa dapat membantu bapak guru di daerah memahami dan menerapkan Kurikulum Merdeka," ujarnya. Dia mengatakan KM jadi salah satu prioritas untuk mengatasi kehilangan pembelajaran atau learning loss.
Mendikbudristek menjelaskan KM berfokus pada literasi, numerasi, dan penguatan Profil Pelajar Pancasila, sehingga para siswa bisa mendapat pembelajaran yang jauh lebih berkualitas, merdeka, fleksibel, dan dapat mengejar ketertinggalan selama pandemi.
"Ini yang kita maksud MBKM, melatih kepemimpinan mahasiswa di luar kampus, menjawab tantangan di lingkungan baru," tandasnya.
Plt Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam, berharap, program Kampus Mengajar bisa meningkat kualitasnya. Untuk angkatan ketiga ini, akan lebih fokus pada peningkatan literasi dan numerasi pada tingkat pendidikan dasar.
Dia mengatakan sebanyak 16.700 mahasiswa terpilih mengikuti program Kampus Mengajar angkatan ketiga. Mereka diharapkan bekerja sama dengan guru dalam peningkatan literasi dan numerasi.
"Peningkatan ini sangat penting sebagai bekal menaikkan potensi dan bakatnya menjadi SDM unggul bagi bangsa dan negara," jelasnya.
Dia menerangkan, Kampus Mengajar angkatan ketiga berbeda dari angkatan sebelumnya. Para peserta akan ditugaskan secara lintas wilayah sehingga mendapat bekal pengalaman lebih banyak.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 4 Basarnas evakuasi jenazah diduga WNA di tebing Uluwatu
- 5 Guru Besar UGM Sebut HMPV Tidak Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya