![Magnet Turistik Meditasi Bergerak](https://koran-jakarta.com/images/article/phpbedb19_resized.jpg)
Magnet Turistik Meditasi Bergerak
![Magnet Turistik Meditasi Bergerak](https://koran-jakarta.com/images/article/phpbedb19_resized.jpg)
Pluralitas dalam peringatan Waisak kali ini juga sangat terlihat ketika umat Buddha membagi-bagikan makanan kepada warga sekitar Candi Mendut yang menjalankan puasa menjelang berbuka. "Kita harus saling menghormati sesama untuk persatuan dan kesatuan. Kebetulan Waisak bertepatan dengan puasa, jadi kita berbagi untuk berbuka," kata salah satu panitia Perayaan Waisak 2018 Bante Pabhakaro.
Rombongan panitia lalu membagikan makanan kepada warga yang dijumpai, juga pasukan keamanan, petugas parkir, para pedagang, pejalan kaki, dan penonton. Ya, hendaknya perayaan keagamaan tidak sekadar ritus, tetapi juga harus dipraktikkan di lingkungan sekitar agar pesta juga dirasakan orang lain.
Coba setiap agama yang merayakan hari besar keagamaan juga mempraktikkan agar pestanya juga dirayakan sesama yang tak seagama, hidup akan begitu indah. Tak ada lagi orang saling curiga. Tak ada lagi merasa paling unggul dan terbenar. Semua adalah saudara. Pesta agama menjadi perayaan bersama. Agama hanya cara tiap orang memuja dan bersyukur kepada Tuhannya. Setiap manusia adalah citra paling istimewa dari Sang Pencipta. wid/G-1
Sempatkan Mencicipi Aneka Kuliner
Para wisatawan yang menyaksiksan berbagai kegiatan peringatan Waisak mesti menyempatkan diri mencicipi berbagai makanan yang tersaji di sekitar Candi Mendut dan Borobudur. Banyak resto atau tempat makan menarik untuk dicoba. Salah satunya "Dapoer Denok" yang sangat unik, hanya beberapa meter dari Candi Mendut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya