Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Magnet Turistik Meditasi Bergerak

Foto : koran jakarta/aloysius widiatmaka
A   A   A   Pengaturan Font

Di sini disajikan makanan tradisional Jawa, seperti pecel, baceman, atau daun pepaya. "Namun, di sini unik. Makanan nomor dua. Orang lebih mengutamakan selfie daripada makan," kata pemiliknya, Wing Maharani. Maklum tempat makan yang dikemas kafe ini amat "lain". Di seluruh ruangan dipajang lukisan. Di empat dinding, langit-langit, dan setiap ruang ditempeli lukisan. Seakan ke mana pengunjung melangkah, ketemu lukisan. "Ini dulu bekas galeri," katanya.

Yang "paling" unik dari Denok ini, ruang salatnya dilengkapi lukisan-lukisan Kristiani, seperti Perjamuan Terakhir. "Seni itu melewati sekat-sekat," kata Wing saat ditanya alasannya. Ya, memang seni harusnya diperlakukan seperti ungkapan ibu dua anak dan istri Endro itu. Dapoer Denok juga mempertahankan kekhasan tradisionalnya seperti bentuk meja kursi atau tempat etalase makanan. Walau terhitung masih baru, resto ini telah banyak dipesan untuk acara buka bersama.

Wisatawan juga dapat menikmati makan di pinggir sawah. Tentu ini suasana yang banyak dicari warga kota-kota besar yang sudah sulit menemukan sawah di tempat tinggalnya. Jika ini yang diinginkan, turis bisa mencoba warung sawah "Mbak Ulfah" atau restoran Progosari. Di dua tempat makan ini, pegiat kuliner bisa benar-benar menikmati makanan dengan latar belakang persawahan yang sekarang ini tengah menghijau.

Ada pondok-pondok yang nyaman. Banyak rombongan wisatawan mampir makan di sini. Menunya lumanyan lengkap, di antaranya gurame bakar/goreng, petai bakar/goreng, dan ikan-ikan lain seperti mas dan nila. Ikan-ikannya segar karena tinggal nyerok di kolam. Sayurannya ada cah kangkung atau tumis sawi. Salah satu minumannya adalah jahe gula jawa. Lokasi dua tempat makan ini sekitar satu kilometer dari Candi Mendut arah Jl Raya Magelang-Yogyakarta.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top