Mafia Impor Pangan Kembali Merajalela
Secara terpisah, Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Perikanan (KRKP), Said Abdullah, mengatakan importir meraup keuntungan besar sejak pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menghapus bea impor kedelai pada 2013.
Pembebasan bea masuk itu membuat importir untung banyak karena produsen tahu dan tempe lebih condong menggunakan kedelai impor.
"Kondisi ini kalau terus dibiarkan dan tidak diintervensi maka keuntungan importir kian gemuk. Jika pemerintah ingin mengurangi impor caranya dengan mengatur agar harga kedelai impor sama dengan kedelai lokal. Pertanyaannya, bisakah pemerintah mengatur itu. Impor kedelai dikuasai oleh lima perusahaan besar," sebut Said.
Said juga menengarai kemungkinan perusahaan besar itu terafiliasi dengan orang-orang penting di sekitar kekuasaan, sehingga seakan-akan pemerintah melawan dirinya sendiri.
Lonjakan harga kedelai dari biasanya 7.000 rupiah menjadi 9.000 rupiah per kilogram (kg) juga mendorong aparat penegak hukum turun tangan. Saat ini, Kepolisian RI mengusut dugaan penimbunan kedelai. Itu untuk mengecek apakah kenaikan harga dipicu oleh permainan para spekulan atau bukan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya