Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Literasi Keluarga di Era Digital

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Di sisi lain, kegiatan literasi keluarga tidak hanya sampai di situ. Kegiatan literasi keluarga dengan anggota yang difabel tentu berbeda lagi. Penyelenggaraan literasi dalam keluarga difabel berbeda pada keluarga normal. Penyediaan buku braille masih sangat jarang, sehingga membuat pelaksanaan literasi keluarga tuna netra cukup sulit.

Bisa dikatakan GLN belum berhasil jika para penyandang disabilitas tidak mendapat fasilitas untuk mengakses bahan bacaan-bahan bacaan. Apalagi jumlah penyandang tuna netra mencapai sekitar satu juta. Di beberapa daerah, minat baca tuna netra didukung fasilitas pojok braille.

Ribuan buku dan materi berbentuk audio disediakan untuk menambah wawasan. Di Bandung, perpustakaan braille bernama Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) Abiyoso terbaik untuk khusus penyandang tuna netra. Dia menyediakan buku cerita dalam bentuk braille. BPBI menyediakan sekitar 4.000 buku braille dengan bermacam kategori mulai dari novel, cerita dan umum.

Harapannya, pemerintah tidak hanya fokus dalam penyediaan bahan bacaan bagi masyarakat biasa dan mengesampingkan difabel. Fasilitas baca untuk masyarakat difabel sangat perlu agar mereka tidak semakin merasa tersisihkan. Dengan peningkatan literasi kaum difabel, setidaknya memberi ruang pikir mereka untuk berkreasi. Dengan begitu, program GLN dapat berjalan baik untuk kaum difabel maupun biasa. Penulis Lulusan S2 Planologi Universitas Diponegoro

Komentar

Komentar
()

Top