Lingkungan dan Kesehatan Mental
Oleh Abdul Syukur
Tentu bukan kebetulan bila Hari Kesehatan Jiwa atau Mental Sedunia (World Mental Health/WMH) yang jatuh 10 Oktober berdekatan Hari Habitat Sedunia (Worl Habitat Day/WHD) yang diperingati Senin pertama Oktober. Apalagi, sudah ada kesepahaman "inter disipliner" bahwa penyakit apa pun, termasuk yang terkait dengan mental atau jiwa, selalu ada peran penting tempat tinggal (habitat).
Misalnya, warga kawasan kumuh perkotaan yang tidak memenuhi standar kelayakan untuk hidup sehat, lebih mudah sakit. Mereka juga lebih rentan terkena gangguan jiwa. Sebaliknya, bila habitatnya bersih dan baik, kesehatan atau kualitas hidup juga akan lebih baik dibanding mereka yang tinggal di kawasan kumuh.
Terkait ini, layak diapresiasi langkah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka turut memperingati WHD, Kemen PUPR melakukan beberapa cara mewujudkan kondisi perkotaan dan kebutuhan dasar permukiman layak huni.
Hal itu tecermin dalam Rencana Strategis Kemen PUPR yang mencanangkan Gerakan 100-0-100. Mereka menyediakan 100 persen akses air minum aman, pengurangan luasan kawasan kumuh perkotaan hingga 0 persen, dan penyediaan 100 persen akses sanitasi layak.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya