Lindungi para Siswa, BPOM Aceh Prioritaskan Pengawasan Intensif Keamanan Pangan di Sekolah
Dokumentasi - Tim BPOM Aceh saat mengecek sampel jajanan anak sekolah di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Foto: ANTARA/HO-BPOM AcehBanda Aceh - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Aceh menyebut pengawasan intensif keamanan pangan sekolah di provinsi itu menjadi prioritas, sebagai salah satu upaya memberi pangan aman bagi generasi bangsa.
Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama Substansi Infokom BPOM Aceh Ike Ramadhanty Daniel, Senin, mengatakan salah satu upaya yang dilakukan melaluimonitoringpemberdayaan kader keamanan pangan di tiga kabupaten/kota yang menjadi wilayah intervensi, yakni Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Subulussalam.
"Monitoringini sebagai bagian dari program prioritas nasional pangan jajanan anak usia sekolah (PJAS), yang bertujuan untuk memastikan bahwa intervensi keamanan pangan telah diterapkan secara mandiri oleh para kader kepada komunitas sekolah," ujarnya dalam keterangan di Banda Aceh.
Ia menjelaskan pengawasan yang dilakukan selama beberapa hari ini mencakup 12 sekolah yang termasuk dalam intervensi tahun 2024, di antaranya SDN 9 Tapaktuan, MIN 14 Aceh Selatan, SMPN 2 Tapaktuan, dan SMAN 1 Tapaktuan.
Selanjutnya, SDN 1 Pasar Singkil, SMPN 1 Pasar Singkil, MAN Aceh Singkil, SMAN 2 Gunung Meriah, SDN 1 Subulussalam, MTsN 1 Subulussalam, MAN 1 Subulussalam, dan SMAN 1 Simpang Kiri.
"Tujuan darimonitoringini adalah untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah tersebut tetap berkomitmen dalam menerapkan standar keamanan pangan," ujarnya.
Ike menambahkan selama pengawasan berlangsung, BPOM juga melakukan pengumpulan contoh (sampling) dan pengujian terhadap pangan jajanan yang dijual di kantin serta lingkungan sekitar sekolah.
"Kami melakukan sampling terhadap berbagai jenis makanan, seperti nasi goreng, lontong sayur, olahan mie, bakso, pentol, siomay, batagor, cilok, gorengan, serta minuman es, jeli, dan cincau," ujar Ike.
Pengujian dilakukan menggunakan peralatan uji cepat dengan parameter kimia, termasuk formalin, boraks, Methanyl Yellow, dan Rhodamin B serta parameter mikrobiologi untuk mendeteksi Escherichia coli dan Salmonella.
Selain itu, sampel juga dibawa ke laboratorium BPOM Aceh untuk dilakukan pengujian gula, garam, lemak, pengawet.
"Hasilnya, semua sampel yang kami uji cepat memenuhi syarat, artinya tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan aman untuk dikonsumsi," ujarnya.
BPOM berharap melalui kegiatan tersebut komunitas sekolah dapat terus menjaga dan memperkuat komitmen dalam memastikan keamanan pangan.
Kader sekolah juga diimbau untuk terus meningkatkan mutu, gizi, serta kemandirian dalam menjamin keamanan pangan di sekolah masing-masing, ujarnya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di BunĀdesliga