Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Limbah Elektronik, Berkah Sekaligus Bencana bagi Buruh Anak di India

Foto : DW/Adil Bhat
A   A   A   Pengaturan Font

Dia termasuk di antara ribuan anak-anak yang punya pekerjaan serupa, membakar bahan-bahan yang bercampur racun untuk mendapatkan logam berharganya. Zat-zat beracun itu itu antara lain merkuri, timah, dan arsen. Seelampur adalah sebuah pasar informal yang sudah menjadi industri. Semua di sini berjalan tanpa aturan seperti di industri-industri formal.

Menurut Global E-waste Monitor, pada tahun 2019 dunia membuang 53,6 juta metrik ton limbah elektronik. India menghasilkan 3,2 juta metrik ton limbah elektronik, sebagian besar didaur ulang di Seelampur.

Setiap hari, truk yang sarat dengan komputer bekas, monitor, ponsel, dan AC membawa muatannya ke sini di pagi hari. Lalu para pekerja mulai menyortir papan sirkuit, baterai, dan semua yang masih bisa dijual. Beberapa bagian bisa direndam dalam larutan kimia atau dibakar untuk menghasilkan sejumlah kecil emas, tembaga, dan logam berharga lainnya.

Pemerintah India telah mencoba mengatur industri informal ini dengan serangkaian undang-undang pada tahun 2011 dan 2016, yang menuntut pendaftaran semua fasilitas daur ulang limbah elektronik dan berbagai arahan bagi pekerja untuk menggunakan pelindung saat membongkar limbah elektronik.

Tapi para aktivis mengatakan, undang-undang itu tidak diterapkan dan ditegakkan dengan kuat, sehingga situasi di pasar limbah elektronik masih seperti dulu. LSM lingkungan Toxics Link telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mencoba menekan pemerintah untuk mengambil tindakan lebih tegas dan memperkenalkan penegakan hukum yang lebih efektif. Mereka prihatin dengan kondisi anak-anak yang bekerja dalam lingkungan berbahaya ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top