Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Infrastruktur Air

Lelang Investasi SPAM Djuanda Dipercepat

Foto : ISTIMEWA

Basuki Hadimuljono Menteri PUPR

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat proses lelang investasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Ir H Djuanda. Ini sebagai bagian dari upaya Pemerintah meningkatkan akses air minum aman seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah Ibu Kota DKI Jakarta.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan dirinya dan jajarannya berkomitmen untuk mendukung investasi SPAM Djuanda ini dan akan mempercepat proses lelangnya. "Saya minta dalam dua minggu ke depan proses Pra Kualifikasi Lelang dapat dimulai," tegas Basuki di Jakarta, Minggu (26/7)."Pemenuhan air baku Jakarta menjadi sangat penting guna mengurangi pengambilan air tanah yang berdampak negatif pada lingkungan, seperti penurunan permukaan tanah (land subsidence)," tambah Basuki.

Dijelaskan Basuki, pembangunan SPAM menjadi salah satu prioritas kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, untuk mendorong investasi dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus meningkatkan pelayanan air minum untuk kawasan perkotaan metropolitan Jabodetabek yang layak dan aman.

Prasarana dan sarana air minum merupakan infrastruktur dasar yang memberikan pengaruh vital pada kesehatan dan lingkungan. Pembangunan SPAM Regional Ir. H. Djuanda menjadi salah satu upaya mengurangi penggunaan air tanah dengan meningkatkan pasokan air bagi warga Jakarta melalui sistem perpipaan. Selain itu, pembangunan SPAM ini juga diharapkan dapat menjaga optimisme dan kesinambungan pembangunan infrastruktur di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Pembangunan SPAM Djuanda atau Jatiluhur II akan menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dengan skema KPBU, diharapkan penambahan layanan air minum bisa terlaksana lebih cepat dan masyarakat tetap membayar biaya pengolahan air menjadi air layak minum dengan tarif terjangkau terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top