Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 20 Mar 2025, 12:04 WIB

Lawan Politik Erdogan Ditangkap, Rakyat Turki Turun ke Jalan

Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu.

Foto: balikesirgercek.com

ISTANBUL - Polisi Turki menahan wali kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, pada Rabu (19/3) atas tuduhan korupsi dan terorisme, memicu kemarahan pihak oposisi yang mengecamnya sebagai "kudeta" bermotif politik.

Imamoglu dari partai oposisi utama CHP adalah saingan kuat Presiden Recep Tayyip Erdogan. Penahanannya terjadi beberapa hari sebelum partai itu akan mencalonkannya sebagai kandidat presidan untuk pemilihan presiden 2028.

Imamoglu secara luas dipandang sebagai penantang terkuat Erdogan, yang perjalanannya menuju kursi kepresidenan juga mencakup empat tahun sebagai wali kota Istanbul. Imamoglu telah menjadi sasaran sejumlah penyelidikan hukum yang menurut para kritikus, palsu.

Ratusan polisi ikut serta dalam penggerebekan dini hari di rumahnya, kata Imamoglu pada X sebelum dibawa pergi. Pihak berwenang kemudian memblokir aksesnya ke jejaring sosial untuk sementara waktu.

Aksi protes di jalan meletus meski banyak polisi berjaga di jalan, ratusan petugas polisi menyebar di sekitar Balai Kota dan menutup Lapangan Taksim. Gubernur melarang semua aksi protes selama empat hari.

"Apa yang terjadi adalah upaya kudeta," kata pemimpin CHP, Ozgur Ozel, dalam pidatonya di Balai Kota.

"Kebebasan Ekrem Imamoglu untuk menjadi kandidat tidak akan dirampas, melainkan kebebasan bangsa ini untuk memilihnya yang sedang dirampas."

Istri wali kota, Dilek Kaya Imamoglu, menyebutnya "operasi politik yang bertujuan untuk menyingkirkan calon presiden Turki. Ini merupakan pukulan langsung bagi bangsa, dan kami akan melawan," janjinya.

Aksi Protes di Jalanan 

Ribuan orang berunjuk rasa dalam cuaca dingin di depan balai kota pada Rabu malam, meneriakkan: "Erdogan, diktator!" dan "Imamoglu, kamu tidak sendirian!"

Ratusan orang juga berkumpul sebelumnya di luar kantor polisi tempat wali kota ditahan.

"Setiap kali orang ini dan tim kotornya melihat seseorang yang kuat, mereka panik dan melakukan sesuatu yang ilegal," kata seorang pemilik toko yang memperkenalkan dirinya sebagai Kurzey, merujuk pada Erdogan dan partai AKP, yang berkuasa sejak 2003.

"Dulu, tentara yang melakukan kudeta. Sekarang, politisi yang melakukannya," keluh Hasan Yildiz yang berusia 63 tahun.

Polisi sebelumnya menembakkan gas air mata untuk membubarkan 400 mahasiswa yang berunjuk rasa di luar Universitas Istanbul atas keputusannya mencabut gelar Imamoglu, kata seorang koresponden AFP.

Lira, mata uang Turki jatuh 14,5 persen terhadap dollar dan indeks saham acuan BIST 100 ditutup 8,72 persen lebih rendah.

"Penurunan pasar saat ini menunjukkan investor khawatir penangkapan itu bermotif politik," kata Hamish Kinnear, analis senior di Verisk Maplecroft.

Tindakan Keras

Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc mengatakan Imamoglu sedang diselidiki atas "dugaan kejahatan membantu dan bersekongkol dengan organisasi teroris", kelompok militan Kurdi terlarang PKK.

Investigasi kedua, yang melibatkan 100 tersangka, difokuskan pada tuduhan "penyuapan, pemerasan, korupsi, penipuan yang diperburuk, dan memperoleh data pribadi secara ilegal untuk keuntungan sebagai bagian dari organisasi kriminal".

Lebih dari 80 orang ditangkap pada Rabu pagi dengan sekitar 20 lainnya masih dicari, sebagian besar dari CHP.

Pihak berwenang secara teratur menargetkan jurnalis, pengacara, dan politisi terpilih, terutama sejak kudeta yang gagal pada tahun 2016.

Namun tindakan keras tersebut semakin intensif dalam beberapa bulan terakhir, di mana pihak berwenang telah memecat lebih dari selusin wali kota oposisi dan mengambil tindakan terhadap siapa pun yang dianggap sebagai penentang.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.