Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemandirian Pangan I Keputusan Impor 150.000 Ton Jagung Diputuskan dalam Rakortas

Lagi, Keran Impor Jagung Dibuka

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Setelah menerbitkan izin importasi jagung sebanyak 30.000 ton untuk Februari, pemerintah akan kembali membuka lelang impor komoditas itu sebanyak 150.000 ton untuk Maret mendatang.

Jakarta - Pemerintah akan kembali mengimpor jagung tambahan dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak dan stabilitas harga. Keputusan tersebut diambil berselang kurang dari sebulan setelah penerbitan izin impor 30.000 ton jagung untuk memenuhi kebutuhan selama Februari mendatang.

Perum Bulog membuka lelang pengadaan impor jagung tambahan sebanyak 150.000 ton untuk kebutuhan pakan ternak dan stabilisasi harga. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, membenarkan lelang impor jagung tersebut.

"Benar, 150.000 ton. Atas dasar rakortas (rapat koordinasi terbatas) dan untuk stabilisasi," kata Oke dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Senin (28/1).

Menurut dia, lelang tersebut dilakukan melalui penerbitan surat perizinan impor (SPI) pada 25 Januari 2019. Pengadaan impor jagung tambahan sebesar 150.000 ton ini tercantum juga pada dokumen lelang yang dipublikasikan di situs resmi Bulog. Dokumen lelang tertanggal 25 Januari 2019 tersebut ditandatangani Direktur Pengadaan Bulog, Bachtiar.

Tender jagung dibuka untuk eksportir dari Argentina dan Brasil dengan rincian sebanyak 30.000 ton akan dikirim melalui Cigading, Banten, dan 120.000 ton melalui Tanjung Perak, Surabaya. Dalam dokumen lelang tersebut, Bulog memberi tujuh syarat, antara lain eksportir diminta memberikan penawaran hingga Senin ini. Selain itu, eksportir memiliki batas waktu untuk mendatangkan jagung paling lambat tiba di Indonesia pada 31 Maret 2019.

Impor jagung dilakukan untuk menekan harga jagung yang masih tinggi, yakni antara 5.000-6.000 rupiah per kilogram di sebagian wilayah Jawa Barat dan Banten. Sementara itu, harga jagung yang ideal berada di kisaran Rp3.700-Rp4.000 per kilogram.

Pada akhir 2018, Bulog telah melelang impor jagung sebesar 100.000 ton dengan realisasi mencapai 99.000 ton. Kemudian pada 11 Januari 2019, pemerintah mengeluarkan izin impor jagung tambahan sebanyak 30.000 ton.

Tekan Harga

Sebelumnya, pemerintah memastikan tambahan impor jagung sebanyak 30 ribu ton pada pertengahan Februari mendatang. Langkah itu dimaksudkan untuk mengatasi kelangkaan pasokan komoditas tersebut. "Kita sudah menambah 30 ribu ton lagi untuk masuk di pertengahan Februari (2019)," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Darmin menjelaskan tambahan impor ini bertujuan untuk menekan harga jagung agar tidak melambung tinggi dan tidak dilakukan menjelang masa panen jagung pada periode April. Dia mengatakan pasokan jagung ini dapat bermanfaat untuk menambah stok untuk pakan ayam ras yang sempat dikeluhkan para peternak kecil terlalu mahal dan distribusinya terbatas.

Dengan pasokan untuk pakan ternak yang mencukupi maka diharapkan juga tercipta kestabilan harga komoditas pangan lainnya yaitu telur ayam ras. "Tujuannya bukan sekedar membantu peternak kecil, tapi menurunkan harga jagung. Lagi pula, kalau harga jagung tidak turun, bahkan naik, harga telur pasti naik," ujar Darmin.

Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan izin untuk impor jagung untuk persediaan pasokan dalam negeri sebesar 100 ribu ton. Namun, hingga akhir Desember 2018, impor jagung yang dilakukan baru mencakup 70 ribu ton, sisanya sebanyak 30 ribu ton baru masuk pada minggu ketiga Januari 2019.

Melalui penambahan impor jagung pada pertengahan Februari 2019, maka jumlah impor jagung keseluruhan tercatat mencapai 130 ribu ton.ers/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top