Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelatihan Vokasi

Kualitas Lulusan SMK Masih Rendah

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah harus mengontrol dan membangun pendidikan vokasi yang berkualitas seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebab, angka pengangguran tertinggi saat ini adalah lulusan SMK.

"Ini membuktikan kualitas SMK kita rendah. Jangan asal membangun pendidikan vokasi atau SMK kalau kualitas tidak diperhatikan. Yang paling penting adalah kualitas," kata ekonom, Raden Pardede, dalam Focus Group Discussion bertajuk Meningkatkan Daya Saing Nasional melalui Pelatihan Vokasi, di Jakarta, Selasa (16/7).

Pardede menyebutkan, hingga saat ini komposisi tenaga kerja Indonesia lebih didominasi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) ke bawah. Akibatnya, daya saing Indonesia dibanding negara-negara lain rendah.

Menurut ekonom senior ini, masa bonus demografi Indonesia masih sisa waktu 15 tahun ke depan. Ini kesempatan untuk mengejar ketertinggalan kualitas sumber daya manusia Indonesia. "Kalau dalam 15 tahun belum juga berubah, Indonesia benar-benar kehilangan momentum dan kita tidak akan bisa keluar dari middle-income trap," tambahnya.

Ia mencontohkan, gaji tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri hanya seperempat dari gaji tenaga kerja Filipina di negara yang sama. "Permasalahan seperti ini terjadi karena skill tenaga kerja Indonesia rendah. Kenapa rendah? Ya, karena pelatihan dan pendidikan tidak diperhatikan," kata dia.

Untuk itu, menurut dia yang perlu dilakukan saat ini adalah, pertama, melakukan reformasi sistem pendidikan dengan menerapkan wajib sekolah sembilan tahun. Kedua, lakukan pendidikan dan pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja (BLK)-BLK sudah yang ada, dan yang tak kalah pentingnya adalah menguasai sain dan teknologi sesuai perkembangan zaman.

Dalam kesempatan yang sama, ketua Komite Pelatihan Vokasi Nasional (KPVN), Anton J Supit, mengatakan tanpa SDM yang kuat dan berkualitas, jangan berharap Indonesia bisa bersaing atau menghadapi ekonomi global.

Untuk meningkatkan kualitas SDM, menurut dia, tak ada jalan lain kecuali melalui berbagai pendidikan dan pelatihan vokasional. "Dengan SDM yang berkualitas, industri akan dapat menghasilkan produk yang berkualitas juga sehingga mampu bersaing dengan produk global," katanya.

Pelatihan di BLK

Sementara itu, Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Bambang Satrio Lelono, mengatakan sampai saat ini Kemnaker giat melakukan pendidikan dan pelatihan di BLK. "Lulusan BLK sebagian besarnya terserap di lapangan kerja," kata dia.

Bambang mengatakan pendidikan dan pelatihan di BLK selama ini dijalankan bekerja sama dengan pihak swasta. "Link and match itu penting," tambahnya. ruf/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top