Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 05 Agu 2022, 09:47 WIB

KSSK 'Stress Test' Dampak Inflasi

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sedang melakukan pendalaman stress test dan assessment test terkait pengaruh kenaikan inflasi global terhadap dampaknya ke perekonomian Indonesia. Langkah tersebut dimaksudkan untuk penanganan inflasi yang makin meningkat.

Stress test adalah salah satu jenis pengujian untuk menguji stabilitas sistem keuangan di tengah risiko inflasi global. Pengujian itu menentukan ketahanan sistem sekaligus mitigasi risiko dalam situasi sangat berat.

Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Wempi Saputra, mengungkapkan selain melakukan stress test dan assessment test, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) berkoordinasi dengan otoritas sektor riil dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memantau proses distribusi atau proses transportasi barang, utamanya kebutuhan pokok agar dapat berjalan dengan baik.

"Dengan pemantauan yang baik, proses tersebut diharapkan tidak menyebabkan kelebihan barang atau menimbulkan konsekuensi yang menyebabkan inflasi atau kenaikan harga barang," ujar Wempi dalam seminar virtual bertajuk Mengelola Inflasi dan Mengantisipasi Stagnasi Ekonomi, di Jakarta, Kamis (4/8).

Menurut Wempi, pemerintah sendiri saat ini terus melakukan kebijakan yang bertujuan untuk melindungi daya beli masyarakat di tengah peningkatan inflasi, contohnya dengan memberikan tambahan kompensasi serta subsidi energi dan listrik yang mencapai sekitar 350 triliun rupiah pada 2022. Bahkan secara keseluruhan, alokasi subsidi dari negara pada tahun ini sudah meningkat menjadi sekitar 502 triliun rupiah.

Di sisi lain, dia mengungkapkan pemerintah juga terus mencari titik keseimbangan dalam menjaga daya beli masyarakat tetapi tetap menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap sehat dan berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang.

"Kombinasi kebijakan inilah yang dilakukan terus menerus bersama berbagai otoritas dan di saat yang sama reformasi struktural tetap dijalankan," katanya.

Seperti diketahui, laju inflasi pada Juli 2022 tercatat 4,94 persen secara tahunan atau year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan catatan pada Juni 2022 sebesar 4,35 persen (yoy) maupun posisi akhir kuartal I-2022 sebesar 2,64 persen (yoy). Pemerintah menargetkan inflasi tahun ini di kisaran 2-4 persen.

Meski demikian, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, selaku Ketua KSSK menyebutkan inflasi Indonesia sebesar 4,94 persen (yoy) pada Juli 2022 masih relatif moderat di tengah tingginya tekanan global. Menkeu menjelaskan laju inflasi Indonesia menunjukkan tren meningkat disebabkan dari sisi penawaran seiring dengan kenaikan harga-harga komoditas dunia dan gangguan pasokan di domestik.

Target Meleset

Namun, melihat catatan pada Juli tersebut, inflasi nasional berpotensi meleset jauh dari target yang ditetapkan tahun ini. Peneliti Center of Reform on Economics (CORE), Fathya Nirmala Hanoum, memperkirakan inflasi year to date akan mencapai 5-6 persen pada akhir 2022.

"Skenarionya inflasi bisa mencapai 5 persen di 2022 apabila produsen masih menahan tidak mentransmisikan kenaikan harga kepada konsumen dan pemerintah menahan subsidi. Kalau tidak, inflasi diperkirakan melewati target bahkan mencapai 6 persen," katanya dalam Diskusi Media CORE yang dipantau di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.